Pelni Akselarasi Implementasi Tol Laut Indonesia
Oleh: Damayanti*
Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) mampu
mendukung percepatan impelementasi tol laut Indonesia. Tol laut
merupakan agenda besar yang selama ini diperjuangkan Jokowi guna
meningkatkan sistem logistik Indonesia. Tol laut yang memiliki banyak
istilah seperti Pendulum Nusantara atau Sea Toll Road atau Coastal Transport,
adalah sebuah sistem transportasi barang dengan menggunakan kapal
berukuran besar yang memiliki kapasitas antara 3.000-4.000 TEU atau unit
ekuivalen dua puluh kaki. Rencananya, kapal-kapal akan melewati sebuah
jalur utama dari ujung barat hingga timur Indonesia. Konsep sederhana
Jokowi untuk membuat lalu lintas laut tanpa hambatan tersebut, sangat
erat kaitannya dengan peran Pelni.
Menurut pemikiran Jokowi, guna mewujudkan tol laut itu, 24 pelabuhan laut, lima di antaranya berperan sebagai hub ports
dan 19 pelabuhan pengumpul, akan dihubungkan. Lalu lintas kapal-kapal
di laut diharapkan tidak mengalami gangguan layaknya jalan tol. Sistem
tol laut akan menciptakan pelabuhan utama sebagai simpul distribusi
barang dengan menggunakan kapal besar yang beroperasi secara terus
menerus, kemudian barang-barang dari pelabuhan tersebut didistribusikan ke pelabuhan pengumpul hingga ke pelabuhan pengumpan.
Para
pengamat dan praktisi yang mendukung program tersebut, yakin tol laut
akan mendorong Indonesia menjadi poros maritim dunia karena posisinya
berada di samudra terbesar dan dihimpit benua Asia dan Australia.
Program itu juga akan membantu mempersiapkan Indonesia untuk menghadapi
Pasar Bebas ASEAN yang tidak lama lagi. Akan tetapi, guna mewujudkan
program tersebut, dibutuhkan dukungan dari perusahaan pelayaran untuk
pengangkutan.
Pelni,
diharapkan berperan menjadi corong utama guna mendukung penyediaan
kapal-kapal besar yang melayani jasa pengangkutan laut. Kehadiran Pelni
dalam tol laut diyakini akan membantu mengurangi disparitas harga yang
tajam antara wilayah barat dan timur Indonesia. Apalagi Pelni
satu-satunya perusahaan pelayaran yang rutin melewati wilayah pedalaman.
Untuk
mendukung pemerintah mewujudkan program tol laut, Pelni belakangan
terlihat antusias menyiapkan investasi besar untuk pembelian kapal,
penambahan sumber daya manusia (SDM) dan berbagai hal lainnya. Selama
ini, Pelni juga telah melayani seluruh daerah di Indonesia sesuai dengan
tugas yang diberikan Kementerian Perhubungan melalui skema public service obligation
(PSO). Pelni pun menganggap program tol laut sebagai kesempatan untuk
ekspansi bisnis dengan meningkatkan pendapatan melalui bisnis kargo.
Dengan
sumber daya alam yang dimiliki Pelni saat ini, jalur pelayarannya telah
menjangkau hingga ke pulau terluar Indonesia, yang meliputi lebih dari
200 pelabuhan. Lagipula, pelabuhan yang digunakan sebagai jalur tol laut
merupakan bagian dari rute pelayaran kapal-kapal Pelni. Hal ini menjadi
sisi kelebihan daripada Pelni mengingat tidak seluruh perusahaan
pelayaran sanggup melayani dan memiliki rute sebanyak yang disediakan
Pelni.
Akhir-akhir
ini, perusahaan pelayaran itu dikabarkan telah mengirimkan proposal
kepada Kementerian Perhubungan untuk mengoperasikan jasa tol laut pada
bulan ini. Pelni berjuang untuk meningkatkan kontribusi bisnis kargonya
hingga 50 persen tahun ini, naik dari 30 persen dengan tujuan memajukan
operasinya. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut telah menyatakan
pemerintah berencana untuk memberikan insentif kepada para pemilik kapal
guna mengoperasikan jasa tol laut, salah satu di dalamnya adalah
perusahaan plat merah itu.
Pemerintah
yakin Pelni akan menjadi tombak utama dan model bagi perusahaan
pelayaran Indonesia dalam program tol laut. Kehadiran Pelni diharapkan
dapat membantu pemerintah mempercepat realisasi tol laut. Apalagi
Indonesia kini telah memiliki beberapa pelabuhan hebat seperti Kuala
Tanjung yang mampu mengimbangi pelabuhan internasional Singapura dan
Port Klang Malaysia, khususnya didukung posisinya yang sangat strategis
berbatasan langsung dengan selat Malaka. Ditambah lagi Pelabuhan Bitung
di Sulawesi Utara yang berhadapan langsung ke Laut Pasifik, memberikan
keuntungan tersendiri untuk arus barang dari Asia Timur.
Selain pemerintah, program tol laut pun mendapat dukungan dari Indonesian Indonesia
National Shipowners Association (INSA). Pihaknya menyerukan pemerintah
mengalihkan subsidi yang selama ini disisihkan untuk perbaikan jalan
atau subsidi BBM truk pengangkut barang, ke industri pelayaran agar
perusahaan pelayaran mampu menambah armadanya.
Tantangan dan Peluang
Tidak
bisa dipungkiri syarat kapal barang dengan kapasitas 3000-4000 TEU
untuk melayani di lintasan tol laut menjadi tantangan bagi Indonesia.
Selama ini Pelni hanya mampu menyediakan kapal berukuran di bawah 3.000
TEU. Penyediaan kapal dengan kapasitas seperti itu membutuhkan
penggalangan dana dari berbagai pihak. Sebagai perusahaan dalam negeri
yang selama ini berperan dalam menunjang ekonomi Tanah Air, seharusnya
Pelni mendapatkan peluang kesempatan untuk diberi dukungan guna
menyediakan kapal bermuatan seperti itu. Selain itu, ada beberapa hal
yang perlu dipertimbangkan untuk mendukung Pelni untuk tol laut di
antaranya:
Pertama,
pembenahan pelabuhan. Program tol laut dan Pelni mustahil berjalan
dengan baik tanpa dukungan performa pelabuhan yang bagus. Membenahi
pelabuhan artinya memperbaiki mata rantai logistik. Membenahi seluruh
pelabuhan utama, pengumpul, dan pengumpan yang saling terkoneksi. Itu
tidak hanya membutuhkan investasi besar tapi juga memerlukan pengetahuan
dan keahilan dari para pemangku kepentingan.
Kedua, pembenahan infrastruktur beserta penunjangnya dalam suatu pelabuhan. Perbaikan tersebut seperti kedalaman alur pelayaran, penambahan kapasitas harbour mobile crane,
perbaikan kolam dermaga, dan pemecah ombak. Di samping itu, perbaikan
pada infrastruktur penunjang pelabuhan misalnya utility area sebagai
fasilitas penunjang aktivitas bongkar muat misalnya container warehouse, cold storage, shipping agent dan distribution area shipping area.
Dukungan
Pelni untuk tol laut akan memberikan dampak luas terhadap transportasi
laut di Tanah Air baik, terutama dari segi ekonomi dan sosial. Dengan
bertambahnya armada kapal laut Pelni, bertambah pula tenaga kerja yang
direkrut di sektor pelayaran. Seperti harapan Jokowi, bila kapal rutin
berlayar, tingkat disparitas harga barang-barang di Indonesia Timur
tidak lagi senjang. Dengan sistem logistik yang tertata bagus, harga
satu sak semen di Jawa Rp.70ribu tidak lagi dijual seharga Rp.1juta di
Papua akibat logistik yang payah.
Harapan
lain, dengan sistem logistik yang maju, peringkat logistik Indonesia
tidak hanya meningkat. Lebih dari itu, Indonesia mampu merebut seluruh
kesempatan mengekspansikan pemasaran produk hingga ke negara-negara lain
karena Indonesia dilewati oleh satu Sea Lane of Communication
yaitu Selat Malaka di mana jalur ini menempati peringkat pertama dalam
jalur pelayaran kontainer global. Transportasi laut sebagai penghubung
antar pulau menempati peran yang penting apabila kita bicara dalam
konteks percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi.
*Penulis adalah Reporter Harian Analisa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan isi formulir