Mimpi Besar Astra Dimulai dari Langkah Kecil




Oleh: Damayanti



Think Big, Start Small, Act Now! itu kira-kira kata-kata yang tepat menggambarkan upaya Astra untuk berkontribusi terhadap kemajuan masyarakat. Melalui Auto2000learning centre, Astra berusaha membantu siswa-siswa SMK memperoleh kesempatan praktek kerja langsung (PKL) di bengkel-bengkel Astra. 

Mimpi besar Astra yakni bisa berkontribusi terhadap kemajuan hidup masyarakat. Langkah kecilnya dimulai dari meningkatkan keterampilan siswa-siswa PKL. Program PKL inilah yang dimanfaatkan berbagai sekolah di Sumatera Utara, khususnya di Medan. Lewat PKL yang berkisar 3 bulan ini, para siswa ditempah untuk menjadi tenaga terampil siap pakai. Tentu tidak mudah bagi Astra untuk menempah siswa-siswa SMK dari berbagai latarbelakang. Maka, Astra menyaring dan memilih anak yang dinilai serius untuk belajar. 

Ridho, Kepala Bengkel di auto2000 Pancing Medan, mengemukakan pihaknya hanya menerima dua murid dari tiap sekolah dari kira-kira lima sekolah per tiga bulan. Alasannya, agar semua sekolah bisa memperoleh kesempatan yang sama. Selain itu, supaya para siswa PKL juga bisa berbaur dengan siswa dari sekolah lain. Dengan demikian, siswa-siswa tersebut juga memperoleh keterampilan komunikasi dan siap menghadapi orang dari berbagai latarbelakang.

"Semakin heterogen semakin bagus. Astra berharap para siswa PKL bisa berbaur dengan anak-anak dari sekolah lainnya. Dengan berada di lingkungan dimana banyak orang dari berbagai latarbelakang itu bisa menempah siswa PKL terampil berkomunikasi” jelas Ridho.

Ia mengatakan, para siswa PKL tidak hanya dibekali keterampilan (skill), mereka juga dibekali knowledge dan attitude. Dengan menempatkan setiap anak PKL ke 5 pos secara bergilir, masing-masing siswa diharapkan menguasai banyak hal sekaligus dalam kurun waktu tiga bulan. Kelima pos tersebut di antara lain: post ekspress maintenance, post general repair, post tools, post perbantukan di mobil baru, dan post washing.

“Jadi, Astra gak hanya berbagi ilmu secara technical tapi juga pemeliharaan. Bagian cuci-mencuci juga penting demi perawatan mobil” terang Ridho.

Ia mengatakan, setiap anak yang magang akan menjadi helper mekanik. Mereka bekerjasama dengan para mekanik, melihat apa yang akan bakal dilakukan para mekanik. Kebanyakan mekanik di Astra tadinya juga para siswa eks PKL. Jadi, besar potensi bagi setiap anak PKL untuk bisa bekerja di Astra. Hal ini dikarenakan Astra telah memantau rekam jejak siswa PKL.

Astra menekankan pentingnya PKL ini dijalankan dengan baik, tidak abal-abalan. Astra berharap dapat memberikan bekal keterampilan pada anak didik sesuai program keahliannya, mampu menginternalisasi nilai-nilai displin dan tanggung jawab pekerjaan serta menambah etos kerja, meningkatkan rasa mandiri dan percaya diri secara umum, pengorganisasian diri yang baik, yang merupakan dasar untuk menjadi pekerja yang berhasil.

Membangun Sifat-Sifat Bagus

Melalui PKL ini, Astra juga berharap dapat membentuk karakter siswa PKL misalnya etika kerja, bertanya di saat yang tepat, berusaha selalu menghargai atasan, berusaha tanggap, dan sifat lainnya. Tidak hanya kepada siswa PKL, Astra juga memberikan masukan buat sekolah-sekolah agar bisa memerhatikan hal-hal yang perlu ditingkatkan untuk diajarkan kepada siswa sebelum mereka terjun PKL.

“Kami (Astra) biasanya kasih masukan kepada sekolah-sekolah agar apa yang diajarkan di sekolah sesuai dengan kebutuhan di lapangan kerja. Kalau diibaratkan, Astra itu industri jasa sedangkan sekolah itu industri manusia. Nah, yang menerima ‘produk’ mereka itu kami. Jadi, kami berusaha tunjukkan apa-apa saja yang perlu diperbaiki, sama seperti kami perlu memperoleh masukan dari para pelanggan” jelas Ridho.

Tantangan Mendidik Siswa

Muklis, Foreman di Auto2000 Pancing menjelaskan, ada beberapa tantangan dalam mendidik siswa PKL. Apalagi, makin tahun siswa-siswa PKL makin sulit diarahkan dan cenderung kurang mendalami pelajaran mereka. Maka, Astra menyaring orang yang benar-benar mau dididik. Bila terdapat anak-anak yang malas dan suka bolos Astra menindak tegas, katanya. 

Saat saya berada di lokasi bengkel Auto2000 Pancing, terdapat kira-kira delapan siswa PKL yang sedang membantu mekanik membongkar mesin, memeriksa kerusakan kendaraan. Pekerjaan fisik ini jelas terlihat menempah mereka belajar bersabar, belajar mengatasi masalah mulai dari hal-hal kecil seperti menguasai bagian-bagian kecil dari mobil, kunci-kunci, dan sebagainya.

Bambang, salah satu siswa PKL dari SMK Negeri Satu Medan mengatakan, ia senang bisa berkesempatan PKL di Auto2000 Pancing. Ia senang bisa bekerjasama dengan para tenaga terampil seperti mekanik dan foreman memperbaiki mobil. Sekalipun banyak orang memandang pekerjaan memperbaiki mobil membosankan, kotor, dan tidak menyenangkan, ia terlihat semangat bekerja.

Penyelarasan ke Dunia Kerja

Astra berharap dengan memberikan kesempatan PKL ini menjadi wadah penyelarasan antara dunia pendidikan dan dunia kerja. Dengan demikian, sekolah dapat berfokus untuk mengajarkan hal yang benar-benar penting yang akan dihadapi para siswa nantinya di dunia kerja. Sebab, para murid kerap mengeluh tidak ada hubungan antara apa yang mereka pelajari dengan dunia nyata. Demikian juga dengan Astra sering mendapati para siswa bingung saat ditanyakan hal-hal sederhana terkait jurusan yang mereka ambil. 

Dengan adanya PKL ini, pola pendidikan di Indonesia akan menghasilkan siswa yang siap menghadapi tantangan dunia nyata sekaligus beradaptasi langsung dengan dunia kerja.
Mengingat komposisi jumlah sekolah menengah umum SMK ke depannya akan lebih besar dibandingkan SMA, kehadiran Astra guna menyerap siswa SMK dan mencetak tenaga terampil sangat dibutuhkan. 

Apalagi Indonesia bakal memasuki bonus demografi dalam waktu dekat. Maka, akan semakin besar angka tenaga siap latih atau siap bekerja. Astra perlu mengeluarkan langkah-langkah solutif guna mengantisipasi lonjakan jumlah siswa SMK yang membutuhkan tempat magang. Indonesia patut bersyukur atas kehadiran Astra dan upayanya dalam memajukan kehidupan bangsa. Sebab, PKL hanyalah salah satu dari sekian banyak langkah kecil yang dilakukan Astra guna memajukan kehidupan masyarakat. Maka tepat kata-kata, Think Big, Start Small, Act Now! Astra lakukan itu!

Komunitas Asahan Kreatif Ciptakan Jajanan Khas



Komunitas Asahan Kreatif Ciptakan Jajanan Khas



(Analisa/damayanti) WISATA KULINER: Para anggota Komusatif tengah memasak tahu khas olahan sendiri. Komusatif bertekad untuk meningkatkan wisata kuliner Asahan dengan menyediakan berbagai macam produk hilirisasi pertanian.


KOMUNITAS Asahan Kr­e­­a­­tif (Komu­satif) menjadi pusat saluran ide dan karya para pelaku usaha mik­ro kecil mene­ngah (U­M­­­KM) di Asahan. K­om­u­ni­­tas yang saat ini terdiri le­bih dari 20 anggota UM­KM men­cip­ta­kan ja­ja­­nan atau oleh-oleh khas Asa­han.

Saat ini, me­reka telah meng­ha­­silkan ber­bagai produk unik seperti jus buah pala, jus buah murberi, jus buah rukam, keripik, coklat rasa pala kacang, kue ba­wang, selai dan lainnya.
Masing-masing anggota Ko­musatif meng­hasilkan satu atau le­bih produk. Mereka di­bina oleh Aso­s­iasi Planter Indone­sia (API) mulai dari bahan yang akan digu­na­kan hingga packing. Ide mem­ba­n­gun pusat oleh-oleh ini muncul dari Pelopor API, Baskara Liga.

 Ia berpikir bagaimana agar Asa­han punya beberapa jajanan atau oleh-oleh khas yang dapat menjadi buah tangan para pengun­jung yang ber­wi­sata ke daerah Asahan. Setidak­nya, terdapat pu­sat jajanan khas dan sehat di Asahan seperti Pasar Bengkel.

Di Warung Kreatif Asahan ini, para konsumen tidak hanya dapat membeli oleh-oleh, mereka juga bisa menikmati wisata kuliner. Ada berbagai jenis makanan se­perti lontong, nasi soto, kopi, dan sajian lainnya. Konsumen juga dapat melihat atau membeli ber­bagai produk pertanian dari yang umum hingga langka ditemui di pa­saran.

Baskara dan para anggota Ko­mu­satif lainnya, berusaha mem­buat berbagai jenis kuliner yang dapat dijadikan ciri khas Asahan. Apalagi di Kisaran belum  banyak ditmeui tempat tongkrongan  ber­bu­ru wisata kuliner. Mereka ber­ha­rap, Warung Kreatif Asahan da­pat meningkatkan pereko­no­mi­an, khusus­nya pariwisata Asa­han dengan mengopti­malkan sub­sek­tor kuliner.

Hilirisasi Pertanian
“Kami (API) melihat ada ba­nyak hasil pertanian yang bisa dikembangkan menjadi oleh-oleh khas Asa­­han. Di sini ada buah pa­la, murbei, srikaya, dan ma­sih banyak lagi. Kami ber­usaha untuk mem­bangkitkan krea­tivitas dan inovasi sehingga menghasil­kan berbagai produk yang tidak hanya enak di mulut tetapi yang lebih utama sehat dan me­nyegarkan bagi tubuh. Lokasi ini juga tidak sekadar sebagai pusat ol­eh-oleh tapi juga harus menjadi media sa­luran ide para petani untuk me­majukan Asahan, khu­susnya me­lalui hilirisasi perta­nian,” papar­nya saat ditemui di Warung  Asa­han Kreatif di Jalan Kartini.

Ia sangat berharap sektor eko­no­mi kreatif kuliner mam­pu mem­bangkitkan pertanian Indo­ne­sia. Apalagi selama ini ia telah lama berkecimpungan di sektor perta­nian, khusus­nya di bidang perke­bu­nan. Ia punya tekad besar untuk meningkatkan kedaulatan pang­an melalui hilirasi pertanian. Se­bab, pe­ngem­bangan produk terse­but diyakini dapat menyerap ba­n­yak tenaga kerja, meningkatkan gizi, dan menyediakan semakin banyak pro­duk terjangkau bagi masy­ar­akat. Ekonomi kreatif kuliner ini akan digarap secara se­­rius. Ia be­rsama anggota API dan Komusatif ber­harap warung kreatif Asahan ini tidak hanya ada di Asahan saja. Tetapi, semangat un­tuk mendong­krak pere­kono­mi­an melalui hilirasi pertanian ini dapat dikembangkan dan ditu­lar­kan ke daerah lainnya.

Tingkatkan Ekonomi
Ia menambahkan, selain be­r­manfaat dalam me­ng­em­­­bangkan kreativitas ma­sya­rakat, khusus­nya para ibu rumah tangga, Komu­satif juga berperan dalam mengu­rangi angka pengangguran di Asahan.
Para pekerja di Komu­satif saat ini berasal dari para lulusan SMA yang sedang men­ca­ri kerja. Pro­duk-produk tersebut sebagian be­sar diolah di masing-masing ru­mah anggota Komusatif. Bebera­pa produk unik diolah di warung kreatif. Umumnya, pengolahan ma­­­sih menggunakan alat tradisio­nal.

Baskara menceritakan, awal­nya ia berencana mempro­duksi berbagai jenis produk hili­risasi dari tanaman unik. Namun, ia me­mutuskan untuk mengem­ba­ng­­kan apa saja produk perta­nian yang bisa dikonsumsi dan ber­nilai jual. Dengan demikian, di­butuh­kan semangat kreativitas dan wak­tu bagi para anggota Ko­mu­satif untuk terus menga­da­kan riset dan uji coba.

Satinah, anggota Komusatif yang mem­produksi berbagai jenis keripik, mengaku ter­bantu dengan adanya Warung Kreatif. Ia dapat mendistribusikan produk-produk­nya dan mem­peroleh keuntungan darinya untuk menafkahi keluar­ga. Para warga di sekitar warung juga mengaku memperoleh man­fa­at dengan hadirnya warung itu. Sel­ain sebagai tempat untuk mem­beli makanan, warung ini juga men­jadi magnet bagi para wisata­wan. (Damayanti)

API: Tanaman Berpotensi Tinggi di Indonesia Sering Disepelekan






(Analisa/Damayanti) TUNJUKKAN BUAH MURBEI: Baskara Liga, Pelopor API, menunjukkan buah murbei yang kerap disepelakan orang. Buah tersebut dapat dijadikan selai roti. Selain murbei, masih banyak jenis tanaman lain yang selama ini tidak dianggap, memilki potensi tinggi bila dikembangkan.

http://harian.analisadaily.com/ekonomi/news/api-tanaman-berpotensi-tinggi-di-indonesia-sering-disepelekan/117325/2015/03/19

Medan, (Analisa). Pelopor Asosiasi Planter Indonesia Baskara Liga mengatakan Indonesia sering menyepelekan tanaman yang memiliki potensi tinggi. Akibat disepelekan, beberapa tanaman tersebut nyaris hilang. Bahkan, sejumlah produk impor seperti buah-buahan dan sayuran sebenarnya dapat dikembangkan di Tanah Air.

“Kita punya tanaman buah dan sayur jauh lebih beragam dan memiliki potensi tinggi dibandingkan milik negara lain. Tapi, orang banyak menyepelekannya. Misalkan saja talinum triangulare atau sayur ginseng, daunnya bisa jadi sayur dan akarnya bisa jadi obat. Bagi mereka yang tidak tahu manfaatnya, pasti itu dibuangnya,” ujarnya kepada Analisa belum lama ini.

Konsultan Pertanian yang aktif memberikan pelatihan kepada para petani di berbagai daerah di Indonesia ini menyampaikan, API berusaha mengumpulkan tanaman eksotis dari beragam tempat dan melakukan penelitian tentang tanaman tersebut. Kini, ia mengoleksi puluhan tanaman yang diharapkan dapat dikembangkan oleh para petani.

Di lahan belakang rumahnya seluas 2 ½ rante, ia menanami puluhan jenis tanaman eksotis di antaranya berbagai macam durian, mangga, basella rubra atau sayur raja merah, basella alba atau sayur raja hijau, citrus lemon atau jeruk lemon, vitid labrusca atau anggur, ficus carica l atau buah tin, dan berbagai lainnya. Satu yang paling unik yakni buah miracle atau buah ajaib, yang dapat menghilangkan rasa asam maupun pahit di lidah jika memakannya.

Tidak Rumit
Baskara bersama timnya, masih meneliti berbagai jenis tanaman lainnya dan berencana untuk mengembangkan buah tersebut dijadikan produk siap pakai. “Bukan hanya srikaya yang dapat dijadikan selai, buah murbei juga. Rasanya sangat nikmat. Menanamnya juga tidak rumit dan tidak membutuhkan lahan luas,” ujarnya.

Tanaman buah yang ia kembangkan dan diharapkan dapat mengganti buah impor di antaranya lemon, apel, anggur, dan jeruk. Ia ingin para petani kecil maupun besar dapat saling mendukung memajukan pertanian Indonesia bersama API yang beralamat di Jalan Kartini 155 Kisaran dan di Jalan Bangka nomor 55 Medan. 

Ia juga menantang para mahasiswa pertanian untuk membuat penelitian atau skripsi unik tentang pemanfaatan tanaman tersebut. “Mahasiswa kan sering tuh hanya ubah judul tapi isinya sama. 
Saya tantang mereka untuk memikirkan produk hilirisasi  seluruh tanaman yang sedang saya teliti ini,” jelasnya. (dyt)

Samosir Pilihan Terbaik bagi Kamu Berpetualang Jelajahi Eksotisme Danau Toba

Danau Toba sangat luas. Terdiri dari 8 kabupaten. Jika kamu hanya punya libur dua hari rasanya tak cukup untuk eksplorasi banyak hal di Dana...