Pernah terpikir untuk bekerja di Jepang?
Awalnya saya juga tidak pernah berpikir untuk ke Jepang. Tapi jika disuruh
memilih, saya lebih memilih bekerja di Jepang ketimbang di Indonesia. Bukan tak
cinta sama kampung halaman dan tanah air sendiri. Tak lain dan tak bukan, karena
pengalaman dan gaji yang lebih besar ditawarkan oleh Jepang. Siapa sih yang
tidak mau dapat gaji hampir 4 kali lipat dari upah minimum regional (UMR),
pengalaman tinggal di Negeri Sakura dengan empat musim, bekerja dengan para
profesional di perusahaan-perusahaan yang punya etika kerja berkualitas tinggi.
Belum lagi dengan serentetan hal lainnya.
Tahu gak? Gaji pokok di Jepang itu 9-10 juta per bulan. Woow banget kan!
Selama kita terikat kontrak kerja dengan perusahaan Jepang, kita juga dapat modal kerja. Jadi, pulang dari Jepang, kita sudah dapat bekal pengalaman kerja, pengalaman hidup dan modal! Keren kan! Gak hanya itu, selesai kontrak kita juga berkesempatan untuk bekerja di perusahaan Jepang di Indonesia. Jadi, gak perlu cemas seusai pulang dari Jepang. Tentu itu cerita yang menggembirakan, bukan? Tapi semua itu bisa terjadi kalau kita berhasil melewati serangkaian proses.
Di zamanku dulu, aku ikuti seleksi magang di sebuah lembaga di Medan. Kuikutin semua arahan dari pembimbing lembaga tersebut agar bisa lolos di tiap tahapan seleksi. Sekitar 3 bulan belajar di lembaga tersebut, tibalah waktu seleksi. Dalam tiap tahapan seleksi berlaku sistem gugur. Dimulai dari seleksi pemberkasan, matematika, kesamaptaan, fisik, wawancara, medical check up dan terakhir bahasa Jepang.
Syukur banget, semua tahapan dapat lulus hingga masuk ke tahap pendidikan.
Nah, ada dua tahap pendidikan. Tahap pendidikan di daerah tempat rekrut dan di pusat. Setelah menyelesaikan tahap pendidikan 4 bulan, waktu yang paling dinantikan pun tiba. Saya berangkat ke Jepang.
Sesampainya di sana, saya masuk ke pusat pelatihan di Kota Chiba selama 1 bulan.
Setelah itu, saya dikirim ke perusahaan Jepang yang telah ditentukan sebelum keberangkatan. Saya magang di perusahaan konstruksi bagian profil baja untuk kontruksi bangunan seperti pabrik, jembatan, jalan dan sebagainya. Saya tekuni itu selama 3 tahun karena kontraknya hanya sampai tiga tahun. Selama di Negeri Sakura, saya menemukan banyak hal baru, budaya, makanan dan kebiasaan-kebiasaan lainnya. Sungguh pengalaman luar biasa!
Awal tiba di Jepang, saya rindu dengan kampung halaman. Namun, seraya waktu berlalu dan mulai beradaptasi akhirnya saya menjadi betah tinggal disana. Saya malah tidak ingin cepat-cepat pulang ke Indonesia. Tapi karena kontraknya selama 3 tahun, jadi mau tidak mau harus pulang ke negara asal kita.
Saat hendak pulang ke negara asal,
kita diberikan modal usaha sebesar Rp70juta dan diberi kesempatan untuk bekerja
diperusahaan Jepang yang ada di Indonesia. Sudah
dapat pengalaman kerja, gaji besar, keterampilan, wawasan, dan tentu mental
yang luar biasa. Sebab, para perantau memang punya mental baja bukan? Apalagi
perantau dari Jepang! Dana yang dihabiskan untuk program ini tidak begitu
besar. Dari proses pelatihan sampai pendidikan sekitar 8 bulan sampai 1 tahun,
hanya menelan biaya kurang lebih Rp15juta sampai Rp20juta. Biaya itu tidak
sekaligus dibayar tapi secara bertahap. Setelah di Jepang modal kita sudah bisa
dipastikan akan cepat kembali. Dalam waktu 3 bulan modal sudah kembali.
Selebihnya, uang yang kita peroleh bisa kita tabung atau bantu ekonomi
keluarga.
Program magang/kerja di Jepang yang sangat bermanfaat. Jadi, ikuti saja prosedur dan seleksinya. Saya bisa bantu kamu untuk konsultasi apa saja tentang program ini. Jangan segan bertanya gratis kok.
Hubungi saya lewat fesbuk atau no HP atau langsung temui kami di LPK Hiroki. Kami akan jawab segudang pertanyaanmu. Akun FB saya Nando Damanik.
Di postingan berikutnya, saya akan berbagi pengalaman unik yang hanya bisa kita temui di Jepang. So, tunggu postingan berikutnya ya Sob! Bantu sebarin info ini ke kawan-kawan, keluarga, tetangga atau siapa yang kamu kenal pengen merantau ke Jepang. Terimakasih!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan isi formulir