Mengenal Jahe Merah KYTa, Geoproduk dari Danau Toba

Jahe Merah KYTa, Geoproduk dari Danau Toba

Menge Mengenal Jh Mengenal Jahe Merah KYTa, Geoproduk daMeri Danau ToMenge

NINNA.ID – Tidak ada ekspresi surprise apalagi curiga di wajah Dame Maria Manurung, saat aku tiba di rumahnya. Sebelumnya, kami memang sudah komunikasi dan saling ingin kenal. Akhirnya, Rabu kemarin, aku langkahkan kaki ke Jalan Dwikora No 29 Sidorame, Medan, ke rumah produksi Jahe Merah KYTa, Geoproduk asli dari Danau Toba.

Kak Dame, begitu aku memanggilnya, menyambutku dengan senyum hangat. Walau berada di rumah produksi, aku tak merasakan aroma jahe di rumah itu. Bisa jadi karena produknya dikemas dengan sangat baik.

“Aku mulai usaha ini setelah anakku Anthony yang down sindrom meninggal. Selama pengobatan Anthony 3 tahun bersama kami, kami banyak memakai obat tradisional. Salah satunya jahe merah yang ternyata sangat banyak manfaatnya,” jelas Dame menceritakan dasar ia memilih jahe merah sebagai produk unggulan.

Awalnya, Dia Berniat Untuk Produksi Skala Kecil Bermodalkan Rp500 Ribu, Dengan Peralatan Seadanya Berupa Blender Dan Lesung. Belakangan, Bisnis Ini Cukup Berkembang Dan Mendapat Tanggapan Positif Dari Banyak Pihak.

Perlahan-lahan ia mulai membeli mesin-mesin dengan mencicilnya. Belakangan ini, ia mendapatkan bantuan dari Institut Teknologi Del berupa berupa mesin pencuci jahe sekaligus pengupas jahe.

Dame mengatakan, untuk bahan pembuatan jahe merah KYTa dibeli dari Kelurahan Pematang Raya. Di Kabupaten Simalungun itu, pasaran jahe merah lumayan terjangkau. Penduduk sekitar di daerah tersebut, kata Dame, malah sering menawarkannya agar memborong jahe mereka.

“Sering para petani mendesak ke saya karena butuh duit. Sementara bahan baku saya masih ada. Kalau ada orderan untuk jahe merah mentah datang entah dari mana, saya pun mau duluankan duit ke petani. Selebihnya saya yang urusi untuk mendistribusikannya ke pihak yang membutuhkan,” Dame sekilas menceritakan kesulitan yang dihadapi para petani saat panen jahe membeludak.

Hubungan yang baik dengan petani itu, terkadang menjadikannya, sesekali sebagai distributor jahe merah mentah. Namun niat utamanya tetap berbisnis bubuk Jahe Merah KYTa, karena usaha yang sudah dirintisnya sejak 5 tahun lalu itu lebih menjanjikan. Apalagi dia beranggapan, usahanya itu berperan penting untuk kesehatan banyak orang.

Wanita yang juga berkecimpung pada dunia pendidikan mengatakan, senang bisa berkontribusi dalam menyerap hasil bumi di Simalungun. Penyerapan hasil bumi tersebut harapannya berdampak terhadap penduduk lokal di Kawasan Danau Toba secara ekonomi.

Saat ini, produksi Jahe Merah KYTa berlokasi di Medan. Namun, mengingat produknya itu berbahan asli dari kawasan Geopark Kaldera Toba (sehingga disebut Geoproduk), dia berkeinginan membangun usaha Jahe Merah KYTa di salah satu kawasan Danau Toba.

Untuk saat ini sejumlah kendala yang ia hadapi antara lain terkait pemasaran. Ia berharap bisa menemukan rekan bisnis yang bisa diajak kerjasama menjadi reseller, distributor dan agen pemasaran guna meningkatkan penjualannya.

Dalam waktu dekat ini, ia berharap lulus BPOM. Dengan demikian, produknya sudah bisa diekspor rutin ke luar negeri. Ia sudah menjalani kurasi produk. Ada pihak yang siap menjadi agen distributornya di luar negeri.

“Tinggal menunggu kabar dari BPOM. Setelahnya, produk KYTa siap dipasarkan ke luar negeri secara rutin,” jelasnya.

Beberapa tahun terakhir, ia sudah pernah mengirim sejumlah produknya ke beberapa tempat. Bahkan ada pria suku Batak yang tinggal di Amerika Serikat memesan produknya. Ia pun senang mendapat testimoni bagus dari pria bermarga Sitorus tersebut.

Selama ini secara pemasaran, produk ini didistribusikan ke rumah tangga, kedai kopi, warung kelontong, grosir, dan diperkenalkan ke instansi pemerintah, kesehatan dan perbankan. Harganya bervariasi sesuai dengan kemasan. Ukuran saset kecil sekali seduh hanya Rp5000. Untuk informasi mengenai produk atau mau order produk ini bisa menghubungi Dame Manurung melalui 0853-7062-6383.

Pantai Kasih Parapat

 Pantai Kasih Parapat

Pantai Kasih merupakan salah satu pantai yang dibuka untuk umum di Jalan Marihat Parapat, Simalungun. Dari titik nol Parapat Pantai Bebas sekitar 1,5 km lagi menuju pantai ini. Pantai ini dikelola oleh masyarakat lokal. Di pantai ini juga tersedi wahana Waterfun.

Pantai Kasih Parapat

Dari namanya kasih, pengelola berharap para tamu bisa merasakan kasih selama berkunjung ke pantai ini. Ditambah dengan suasana pantai yang asri. Di siang hari saat cuaca cerah merupakan momen yang cocok untuk mengabadikan foto. Di sore hari juga, saat matahari akan terbenam. Suasana hati pasti damai saat melihat matahari terbenam di pantai.

Dari pantai ini kamu bisa Pantai Bebas, hutan di sekeliling Parapat, memandang kapal-kapal yang berlewatan di danau. Melihat barisan hotel, restoran dan aktivitas masyarakat di sepanjang pantai.

Pantai ini sudah lama ada. Dahulu kala tahun 2000-an menjadi pantai favorit wisatawan. Saat pariwisata Parapat sangat jaya, pantai ini selalu dipenuhi pengunjung terutama pada saat akhir pekan dan liburan panjang. Pantai ini juga ramah terhadap anak-anak. Tidak perlu khawatir mengaja anak-anak berenang karena pantainya cukup dangkal buat mereka.

Pengelola Pantai Kasih mengatakan pihaknya tidak menerapkan tiket masuk. Tapi dikenakan sewa tikar, harga bergantung ukuran tikar. Sewa ban Rp10ribu. Sewa bebek dayung Rp50ribu per jam. Ke toilet juga bayar. Untuk kendaraan Rp.20ribu. Harga ini mungkin akan berubah sewaktu-waktu bergantung kebijakan pengelola Pantai Kasih.

Biasanya pantai ini buka setiap Minggu atau hari-hari libur. Jam buka mulai  08.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB. Objek wisata Water Fun Pantai Kasih buka setiap hari baik weekend maupun weekday. Waktu terbaik untuk berkunjung ke pantai ini tentunya Minggu. Sebab para pengunjung tengah ramai dan semua wahana air tersedia.

Akses ke pantai ini tidak sulit. Biasanya para pengelola pantai, khususnya Pantai Kasih akan menyambut dan menawarkan para tamu yang lewat gerbang Parapat untuk singgah ke pantai ini.        

Jika nanti saat liburan kamu terjebak macet selama di Parapat atau di Pelabuhan. Lantas jenuh dengan suasana macet, pantai ini paling cepat untuk kamu membebaskan diri. Yuk main ke pantai! Sebagai pengingat lagi, jangan buah sampah sembarangan ya kawan-kawan. Danau Toba itu milik kita bersama. 


Sudah terbit di https://www.ninna.id/pantai-kasih-parapat-yang-ramah-untuk-anak/

Desa Sihotang, Indah dan Sejuk

 Desa Sihotang, Indah dan Sejuk

            Saat itu kami penasaran dengan sebuah bukit yang sangat populer diposting di kanal media sosial. Kebetulan saat itu aku lagi berkunjung ke rumah seorang kakak yang tinggal di Desa Rianiate, Pangururan. Jadi, kami memutuskan berkunjung ke bukit tersebut. Untuk mempersingkat perjalanan, kami menyebrang dari Pelabuhan Pintu Batu menuju Pelabuhan Sihotang. Seingatku tarif kapal Rp5ribu per orang. Demikian juga dengan tarif sepeda motor.

           

Kak Reynita dan  Maktua

Desa Sihotang

 Kapalnya lebih kecil dibandingkan kapal penumpang yang umum digunakan seperti di Pelabuhan Tomok. Jarak pandang dari tempat duduk ke air juga dekat. Dari Pelabuhan ini saja aku sudah merasa perjalanan kami luar biasa. Aku bisa melihat perbukitan di sekitar Danau Toba saat sedang menyebrang. Cuaca saat itu juga mendukung perjalanan kami.

            Sesampainya di Desa Sihotang, kami memotret keindahan alam di sekeliling. Aku lihat foto dengan latar bukit di sekitar Pelabuhan ini keren. Setelah berfoto ria kami melanjutkan perjalanan menuju bukit yang ingin kami kunjungi itu. Namun, selama perjalanan, aku terperangah melihat suasana Desa Sihotang. Indah, sejuk dan damai rasanya memandang desa tersebut. Saking indahnya, kami memutuskan untuk berhenti sebentar dan berfoto.

            Akan tetapi, jalan di sini tidak begitu bagus. Tapi kami masih bisa melewatinya dengan sepeda motor matic. Beberapa hal yang menarik di desa ini pematang sawah padinya kiri dan kanan, bukit-bukit yang mirip seperti di kartun Teletubbies diselimuti danau, dan perkampungan. Pepohonan di sini juga cukup banyak. Itu menambah kesejukan desa. Saat kami lewat, kami melihat warga sekitar sedang bekerja memanen padi. Aku bergumam melihat desa ini dan menyimpulkan desa ini punya potensi wisata.

            Suasana rileks di desa ini bikin kita tidak ingin segera beranjak. Sayangnya, tidak ada tempat duduk bagi wisatawan. Namun, kami memilih duduk di sisi jalan ada tembok sawah yang terbuat dari beton. Salah satu alasan mengapa UNESCO memberikan gelar Geopark untuk Kawasan Danau Toba karena alamnya begitu indah. Keindahan alam ini patut kita syukuri karena tidak semua orang di bumi bisa menikmatinya.

Setelah menikmati keindahan desa ini kami melanjutkan perjalanan menuju Bukit Holbung dan Bukit Sibea-Bea. Selama perjalanan kami seharian, aku sangat ingat pemandangan desa itu. Suasana desa itu begitu berkesan. Jika nanti kamu hendak mengunjungi Bukit Holbung dan Sibea-bea, yang jarak keduanya tidak begitu jauh satu sama lain, sempatkanlah singgah ke desa ini. Apalagi mengingat tidak ada tarif masuk ke desa ini. Tapi ingat kita harus menjaga sopan santun karena kita masuk ke desa dengan budaya yang berbeda.

Merindukan Berwisata Murah di Danau Toba

Merindukan Berwisata Murah di Danau Toba

                14 April 2019 aku terbang melalui Bandara Silangit menuju Kuala Lumpur. Saat itu aku senang sekali mendapat tiket murah dari AirAsia. Seingatku tiket pergi sekitar 150ribu. Tiket pulang sekitar 250ribu. Biaya bagasi untuk 20kg saat itu sekitar 100ribu. Aku bersama seorang kawan berangkat dari Parapat. Total biaya penerbangan pulang pergi ditambah pajak hanya Rp1,17juta.

                Sebelumnya aku hampir tidak percaya dengan harga tiket semurah itu. Aku membandingkan dengan harga taksi Parapat-Medan saja saat itu 100ribu. Namun, belakangan aku yakin karena semua terkomputerisasi dengan rapi. Dari Parapat menuju Bandara Silangit kami menggunakan Bus Damri yang berangkat jam 6 pagi. Ongkos kami saat itu 65ribu per orang. Tahun itu masih tahun awal Bus Damri beroperasi di Ajibata melayani rute ke Silangit.

                Bisa jadi karena belum banyak yang promosikan Bus Damri ini, hanya ada 3 penumpang saat kami berangkat. Aku, kawanku dan seorang bapak yang punya tujuan yang sama-ke Silangit.  Sekalipun hanya 3 saja penumpang, Bus Damri konsisten untuk mengikuti jadwal sehingga kami tiba sesuai prediksi kami. Tiba di Silangit, kami merasakan suasana Bandara yang berbeda. Berbeda karena posisi Silangit dikelilingi pepohonan. Saat itu rasanya sejuk sekali.

                Paling tidak terlupakan saat kami mendengar pengumuman disampaikan dalam Bahasa Batak Toba. Itu buatku merasa Bahasa Batak go internasional. Sekalipun berukuran kecil, Silangit sudah maksimal dalam pelayanan. Saat kami berada di ruang tunggu, kami melihat sejumlah wisatawan mancanegara. Aku memberanikan diri untuk menyapa mereka yang duduk di sampingku.

Seorang wanita muda warga Malaysia bercerita dia sudah ke Samosir menginap di TukTuk. Ada sebuah keluarga dari Malaysia juga habiskan 3 hari libur di TukTuk. Mereka sangat senang dan berharap bisa kembali lagi ke TukTuk. Aku tersenyum ikut senang mereka menyukai Samosir, kampung halaman orang tuaku.

Suasana di Bandara Silangit saat itu tenang. Tidak terkesan seperti Bandara yang selama ini ku kenal begitu sibuk. Perasaan tenang dan sejuk yang kurasakan seketika berubah. Begitu tiba di Kuala Lumpur Internasional Airport (KLIA), kulitku terasa kena bakar karena suhu begitu panas. Berbeda sekali dengan suasana di Silangit, bandara ini sangat sibuk dan ramai.

Terbesit di hatiku, pantas saja wisman tadi mau balik lagi ke TukTuk, itu pasti karena suasana di TukTuk begitu nyaman dan tenang buat mereka. Selama di Malaysia berkelana aku malah merindukan suasana di Kawasan Danau Toba. Pernah diajak seorang kawan ke Bukit Broga mendaki bukit dan menyusuri hutan.

Kawanku bilang itu lokasi favorit buat wisatawan mancanegara karena tidak jauh dari KLIA. Aku tertawa dalam hatiku karena kesana sama saja seperti aku sedang pergi ke ladang. Di areal parkir Bukit tersebut justru kebun sawit, bukan hutan seperti yang ada dalam benakku. Saat itu terbesit di hatiku,”Wah, Indonesia, khususnya warga Sumut pantas bersyukur punya potensi alam berlimpah,”.

Lebih Mahal

                Setelah menghabiskan waktu di Malaysia, aku balik tanggal 19 April 2019. Saat itu aku selalu saja duduk dekat dengan seorang wanita keturunan Chinese warga Malaysia. Mulai dari ruang tunggu di KLIA hingga di Silangit. Dia duduk persis di sebelahku saat di pesawat. Dia mengatakan akan ke TukTuk berjumpa dengan pacarnya warga Kanada yang sudah lebih dulu tiba di TukTuk.

                Usai mengambil bagasi, kami keluar. Tiba-tiba sejumlah supir berdesak-desakan menawarkan kami untuk naik taksi. Namun perhatianku tertuju ke Bus Damri. Aku bertanya ke sejumlah petugas di Silangit, mereka mengatakan Bus Damri siang itu tidak jalan. Wanita tadi memerhatikan pergerakanku. Dia kelihatan bingung dan memintaku untuk membantunya menuju TukTuk. Supir taksi saat itu menyebut ongkos dari Silangit ke Tiga Raja Rp200ribu. Aku kaget sekali. Wanita Tionghoa dan sepasang suami istri dari Malaysia pun ikut kaget. Kami sama-sama membandingkan tiket pesawat kami dengan ongkos taksi seharga 200ribu.

                Sebenarnya aku ingin beranjak dan mencari transportasi lain yang lebih murah. Tapi, karena kasihan dengan wanita Tionghoa tadi. Berat rasanya ku tinggalkan dia seorang diri, terpaksa aku keluarkan duit 200ribu untuk ongkosku ke Parapat. Ada lima orang kami ikut supir di taksi. Selama perjalanan sepasang suami istri yang ku jumpa di Silangit ini banyak bertanya ke aku tentang Samosir. Salah satu yang ku ingat, mereka mencari makanan halal. Aku rekomendasikan sejumlah rumah makan dan beberapa spot wisata. Kami pun bertukar nomor Whatsapp.

Aku berpesan jika dia butuh bantuan informasi atau menghadapi kendala, jangan segan untuk menghubungi aku. Perjalananku saat itu ditutup dengan kesimpulan, lebih mahal jalan di dalam negeri daripada keluar negeri. Lebih mahal naik taksi dalam provinsi daripada naik pesawat ke luar negeri. Semoga para pelaku jasa transportasi, khususnya yang ada di Silangit dapat mempertimbangkan hal ini. Aku pun berharap tahun ini maskapai asing akan beroperasi lagi ke Bandara Silangit dan Bandara Kualanamu. Dengan demikian, pariwisata di Kawasan Danau Toba dapat bersemangat kembali.

               


              Keterangan: Screenshot tagihan tiket Pulang-Pergi Silangit-KLIA AirAsia

Ongkos Silangit-Parapat.




Taman Anggrek Tiga Dolok

 Taman Anggrek Tiga Dolok

                Bagi kamu pencinta bunga pasti bakal bahagia luar biasa jika sampai kesini. Pernah kesini bersama kawan pencinta bunga dan melihat reaksi mereka saat kesini sungguh luar biasa aku menyimpulkan itu. Saat seorang kawan melihat foto-foto anggrek ini di galeriku, dia juga langsung minta aku untuk bawa dia ke tempat ini. Ada kawan pencinta bunga menyatakan lebih memilih diberi hadiah bunga anggrek ketimbang coklat.

                Well, Taman Anggrek ini memang memikat mata para pencinta bunga. Lokasinya berada di Jalan Jalan Siantar Dolok, Dolok Panribuan,  Kabupaten Simalungun. Kamu bisa cek juga di Google Maps. Sebelah kanan jika kamu dari arah Siantar. Sebaliknya di sebelah kiri jika kamu dari arah Parapat. Saat kami ke taman ini kami lagi butuh sejumlah bunga untuk mempercantik dekorasi ruangan. Siapa sangka karena kesini kami dapat pengetahuan baru tentang bunga anggrek.

Areal taman ini seluas 2 hektar. Penjaga taman anggrek mengatakan terdapat lebih dari lebih dari 100 jenis anggrek di areal ini. Namun untuk tempat pajangan anggrek yang dijual dikhususkan di ruangan greenhouse. Pemilik taman ini juga menyediakan informasi di tiap lorong agar pengunjung tahu nama dan jenis anggrek yang dipajang.

Saat memandangi bunga-bunga tersebut perasaan kita riang. Pantas saja orang memilih memberi hadiah bunga untuk orang yang mereka cintai karena itu dapat membuat suasana hati seseorang jadi lebih baik. Menaruh bunga di teras rumah atau sudut rumah diyakini mampu membuat hari-hari penghuni rumah menjadi lebih baik.

Dari antara banyak jenis bunga, anggrek masuk dalam daftar bunga istimewa. Barangkali ini dikarenakan varietasnya yang kaya akan bentuk dan warna. Ada alasan lain membuat para pencinta bunga tergila-gila dengan bunga yang satu ini.

Jika kamu ada rencana memperdalam pengetahuan tentang bunga anggrek atau berbudidaya anggrek, taman ini cocok buatmu menggali pengetahuan. Lokasi ini juga keren untuk kamu berfoto ria. Ada begitu banyak spesies anggrek yang nama-namanya tidak familiar bagiku. Lokasi ini cocok juga disebut wisata bunga anggrek karena mata kita akan segar melihat berbagai bunga di sana.

 Terbit di https://www.ninna.id/taman-anggrek-tiga-dolok-yang-menyenangkan-hati/



Sepuluh Asal Wisman Terbesar Danau Toba

 Sepuluh Asal Wisman Terbesar Danau Toba

Pantai Bebas Parapat, Danau Toba


             Wisman dari negara Eropa terutama berkebangsaan Belanda, Jerman, Inggris dan Prancis.Secara keseluruhan 10 negara utama wisman terbesar yang datang ke Sumut di antaranya Malaysia, Singapura, RRC atau Tiongkok, Belanda, Jerman, Australia,  Thailand, Inggris, Amerika Serikat dan Taiwan. Demikian disebutkan dalam publikasi Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara Sumut oleh BPS Sumut.

Dari total kunjungan wisman pada 2015, 64,25 persen berasal dari negara ASEAN yakni 147.311 orang. 129.203 orang diantaranya berkebangsaan Malaysia dan 12.516 dari Singapura. Wisman dari Eropa 8,93 persen berjumlah 20.484 orang. Bisa disimpulkan dua pangsa pasar Sumut yakni Malaysia dan Singapura.

Menurut pintu masuk, 86,67 persen wisman masuk melalui Bandara Kualanamu 9,12 persen melalui Pelabuhan Belawan, dan 4,60 persen dari Pelabuhan Laut Tanjung Balai. Secara pola kunjungan, pada 2015 puncak kedatangan wisman terjadi pada Desember mencapai 22.025 orang atau 9,61 persen dari seluruh wisman yang datang. Kemudian diikuti Februari, Januari, Mei, dan Maret masing 9,52 persen, 8,77 persen, 8,70 persen dan 8,60 persen. Sedangkan terendah pada Oktober 7,17 persen.

Pada 2019 sejak Bandara Silangit buka pintu untuk penerbangan ke luar negeri, jumlah wisman Sumut meningkat. Data BPS menunjukkan jumlah wisman selama Januari- Juli 2019 yang masuk melalui Silangit mencapai 4.838 orang atau 3,34 persen dari total wisman ke Sumut. Silangit mencatat pintu masuk terbesar kedua setelah Kualanamu.

General Manager Hotel Parapat View, Budi Eka, menyatakan dari banyak tamu asing ke Parapat View, Malaysia mendominasi. Tahun ini katanya jika keadaan membaik, ada rencana tamu dari Malaysia akan berkunjung ke Parapat View pada Juli ini.

Senada dengan pernyataan tersebut, Owner Widy Holidays, H Amsyal, mengatakan wisatawan Malaysia merupakan pangsa pasar pariwisata Danau Toba karena jaraknya dekat. Ia berharap pemerintah Indonesia segera membuka kembali pintu Kualanamu dan Silangit mengingat keadaan terkait Covid-19 sudah lebih baik.

“Pemerintah kan bisa lihat data di Imigrasi berapa banyak orang sudah keluar masuk Indonesia. Orang asing juga sudah berdatangan ke Danau Toba. Itu artinya, sudah saatnya pemerintah buka pintu penerbangan Kualanamu,”katanya.

            Selama 2020 hingga Februari 2022, angka wisatawan mancanegara ke Sumut merosot akibat dampak Pandemi Covid-19. Sejak maraknya isu Covid-19 Februari 2020 hingga pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat, sektor pariwisata lesu akibat tamu sepi atau bahkan tidak ada sama sekali.

            Publikasi BPS Sumut dalam Angka menyebutkan wisman yang datang ke Sumut 2021, sebanyak 230 orang, turun 99,48 persen dibandingkan tahun lalu. Rinciannya melalui Kualanamu turun 99,47 persen dengan jumlah wisman hanya 218 orang, wisman melalui Pelabuhan Laut Belawan turun 47,83 persen dengan jumlah wisman hanya 12 orang. Selama Januari hingga Maret, jumlah tamu dari wisatawan mancanegara ke Sumut nihil.

Pintu Kualanamu Akan Buka



Melalui siaran pers imigrasi disebutkan pintu penerbangan Kualanamu akan dibuka kembali. Ada 19 pintu Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) di seluruh Indonesia yang membuka pintu untuk akses orang asing. Ada 43 negara yang diperbolehkan untuk masuk ke Indonesia. Lima diantara negara tersebut merupakan pangsa pasar pariwisata Danau Toba yakni Malaysia, Singapura, RRC atau Tiongkok, Belanda, Jerman.

Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM RI memperluas cakupan kebijakan pemberian Bebas Visa Kunjungan serta Visa Kunjungan Saat Kedatangan/VoA khusus wisata (BVKKW/VKSKKW). Dengan kebijakan baru ini, maka orang asing dari sembilan negara ASEAN bisa masuk dengan bebas visa kunjungan, sementara VKSK khusus wisata diberikan kepada orang asing dari 43 negara.

Untuk memperoleh BVKKW atau VKSKKW, orang asing harus menunjukkan paspor kebangsaan yang sah dan masih berlaku paling singkat 6 (enam) bula, tiket kembali atau tiket terusan untuk melanjutkan perjalanan ke negara lain, Bukti pembayaran visa on arrival (untuk VKSKW), dan bukti kepemilikan asuransi sesuai dengan ketetapan Ketua Satuan Tugas Covid-19.

Pencapaian KDT usai Menyandang Geopark

Pencapaian KDT usai Menyandang Geopark


                    Perjuangan panjang agar Kawasan Danau Toba (KDT) memperoleh gelar Geopark begitu luar biasa. Euforia meluap di banyak tempat setelah  Dewan Eksekutif UNESCO dalam sidangnya di Paris Selasa 2 Juli 2020 menetapkan Kawasan Danau Toba sebagai Geopark. Tapi setelah mendapat gelar Geopark dari UNESCO, pada 13 Mei 2021 terjadi banjir bandang di Parapat, persis berdekatan dengan tulisan Geopark di Sibaganding.

                Di saat yang sama sektor wisata lesu akibat dampak pandemi Corona. Selama Febuari 2020 hingga Februari 2022, angka wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara ke Danau Toba, merosot. Ekspektasi bahwa kunjungan wisman mancanegara akan meningkat setelah mendapat pengakuan dari UNECO pun sirna.

                Namun, adanya sejumlah revitalisasi pembangunan di beberapa tempat di KDT cukup membuat masyarakat tersenyum dan positif sekalipun susah payah berjuang menghadapi bisnis pariwisata yang melesu. Apalagi adanya program desa wisata semakin memacu desa-desa berbenah. Mulai dari menggali potensi desa bahkan ada yang sudah memasarkan desa wisatanya. Destinasi wisata berkelas pun bermunculan di sejumlah tempat. Mulai dari penyedia spot wisata, penginapan, kolam renang, bahkan hotel berbintang.  

Koordinator Badan Pengelola Toba Caldera Unesco Global Geopark (BPTCUGG), Bidang Edukasi dan Penelitian, Wilmar Simanjorang mengatakan terdaftarnya KDT sebagai Geopark seharusnya menggerakkan masyarakat untuk semakin mengkonservasi warisan yang ada. Di antaranya warisan geologi, keragaman geologi, keanekaragaman hayati, dan keragaman budaya.

Selain itu, gelar yang diraih dengan penuh perjuangan seharusnya memperkuat tekad pemerintah Indonesia, khususnya pemerintah daerah di 7 kabupaten Geopark Kaldera Toba untuk melindungi KDT. Selain terdaftar sebagai Geopark, KDT yang secara tofografi terdiri dari Pegunungan Bukit Barisan juga terdaftar sebagai Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatra di UNESCO. Dengan demikian, KDT mendapat dua pengakuan sekaligus sebagai warisan dunia di UNESCO. Ini menunjukkan KDT urgen untuk dilindungi.

Sayangnya data menunjukkan perusakan terhadap Warisan Hutan Hujan Tropis ini terus meningkat. Data dari Badan Lingkungan Hidup Sumut 2012 menunjukkan luas hutan di daerah tangkapan air atau DTA Danau Toba sisa 12,6 persen. Dari jenis lahan dan luas tutupannya di DTA Danau Toba dapat diklasifikasi 22 persen atau 57.604,88 hektar sebagai status hutan. Akan tetapi faktanya saat ini hanya sisa 12,6 persen. Hingga kini, sejumlah tempat yang seharusnya hutan telah beralih fungsi. Ada sejumlah areal kehutanan kini dijadikan sebagai lahan milik pribadi, perkebunan, dan alih fungsi lainnya.

Wilmar mengatakan pemerintah daerah yakni 7 bupati di KDT belum menunjukkan mereka benar-benar menyayangi Danau Toba. Enam rekomendasi UNESCO pada 2020 untuk Geopark Kaldera Toba juga tidak jelas siapa yang akan menjalankannya padahal status Kaldera Toba akan dievaluasi pada Mei 2022. Dalam catatan yang ia bagikan, ia menyinggung terkait siapa yang akan menjalankan rekomendasi tersebut, dimana, bagaimana melakukannya serta mengapa harus dilakukan.

                Pegiat lingkungan ini juga menunjukkan teladan dengan terus mensosialisasikan Geopark Kaldera Toba ke sekolah-sekolah di KDT. Ia juga aktif menanam sejumlah lahan gundul beberapa lokasi di Samosir. Baginya, misi Geopark sejatinya perlindungan terhadap KDT bukan semata-mata sebagai ajang bisnis lantas masyarakat berlomba-lomba untuk membuka destinasi wisata, penginapan atau hotel. Terlalu banyak tempat wisata, penginapan atau hotel justru mengurangi bahkan merusak keindahan Danau Toba.

Perlindungan terhadap Biodiversitas dan Geologi

                Sejak semula tujuan UNESCO mendaftarkan beberapa lokasi sebagai geopark agar masyarakat setempat melindungi tempat tersebut. Ini dilatarbelakangi kekhawatiran terhadap keberlangsungan hidup manusia di masa akan datang melihat berbagai masalah muncul seperti perubahan iklim dan ancaman lainnya. Itu sebabnya ada tiga hal yang sangat perlu dikonservasi antara lain keragaman geologi, keanekaragaman hayati, dan keragaman budaya.

Melalui program Geopark, UNESCO berharap target SDGs atau Sustainable Development Goals tercapai. Ada 17 target dalam daftar tersebut yang tujuannya mempromosikan perdamaian dan kemakmuran, memberantas kemiskinan dan melindungi planet ini.

Akan tetapi tidak bisa dipungkiri, UNESCO mengevaluasi kelayakan setiap objek untuk menyandang Geopark. Dalam publikasinya, UNESCO mencatat akibat penebangan hutan di Indonesia ada begitu banyak spesies akan atau telah punah. Angka kepunahan juga sangat cepat terjadi di Kawasan Danau Toba.  Ada sejumlah fauna yang terancam punah akibat perusakan hutan. IUCN mendaftarkan sejumlah fauna di antaranya Rasbora tobana dan Neolissochilus thienemanni. Keduanya merupakan ikan asli Danau Toba yang tergolong langka. Fauna tersebut biasa ditemukan di sungai-sungai yang bermuara di Danau Toba.

Spesies ikan asli lainnya adalah Aplocheilus panchax, Nemacheilus pfeifferae, Homaloptera gymnogaster, Channa gachua, Channa striata, Clarias batrachus, Barbonymus gonionotus, Barbonymus schwanenfeldii, Danio albolineatus, Osteochilus vittatus, Puntius binotatus, Rasbora jacobsoni, Tor tambra, Betta imbellis, dan Betta taeniata.

Masalah ancaman kepunahan keanekaragaman hayati juga masuk dalam poin kelima dan keenam rekomendasi UNESCO yang menyinggung mitigasi bencana, perubahan iklim dan perlunya Badan Pengelola Geopark terlibat dalam penelitian dan konservasi. Sebab, keanekaragaman hayati di KDT perlu untuk dipertahankan dan dilestarikan. Keanekaragaman hayati sangat penting karena ini menjamin keberlangsungan kehidupan umat manusia di bumi.

 

Pemberdayaan Masyarakat Lokal Lewat Desa Wisata

Program Desa Wisata yang dilaksanakan melalui Pemerintahan Jokowi muncul di saat yang tepat. Program ini turut mendukung pencapaian Geopark Kaldera Toba untuk poin pertama rekomendasi UNESCO yakni pemberdayaan masyarakat. Terdapat sekitar 15 Desa Wisata di Kawasan Danau Toba. Ada sejumlah instansi yang terlibat untuk mendukung terciptanya Desa Wisata. Mulai dari Kemenparekraf, Dinas Pariwisata, Kepala Desa, Pokdarwis, Bumdes, Pendamping Desa, dan tentu masyarakat lokal sebagai pelaku Desa Wisata.

Saat ini terdapat sejumlah desa di 7 Kabupaten Geopark Kaldera Toba yang sudah menjalankan bisnis pariwisata. Desa wisata ini menyediakan jasa dan produk-produk lokal. Ada yang bsudah membuat label produknya sebagai geoproduct. Geoproduct memaksudkan produk dari Geopark.

Kordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat BP TCUGG, Ombang Siboro, berupaya menggerakkan masyarakat lokal terlibat dalam usaha pariwisata. Gerakan AKAMSI (anak kampung sini) jadi idealisme masyarakat lokal harus menjadi tuan rumah di kampung sendiri. Maksudnya, masyarakat setempat diberdayakan untuk terlibat langsung sebagai pelaku jasa wisata serta penyedia produk-produk lokal. Gerakan promosi Geopark Kaldera Toba juga gencar ia lakukan melalui portal medianya NINNA.ID.

Ray Retrio Sitio menjalankan perannya sebagai BP Geopark Pengelola Geosite Haranggaol dengan menggerakan masyarakat terlibat sebagai pengelola destinasi wisata di Haranggaol. Bersama masyarakat setempat, ia membuka jalur-jalur menuju air terjun Binanga Bolon, Gua, serta mempromosikannya. Ia juga telah membentuk Tim AKAMSI yang siap untuk memandu perjalanan wisatawan di Haranggaol.

Demikian pula yang dilakukan oleh Gomgom Lumbantoruan sebagai BP Geopark Pengelola Geosite Tipang. Ia sendiri terlibat membentuk dan mempromosikan Desa Wisata Tipang. Saat ini, desa ini sudah menyediakan jasa dan produk wisata yang dapat dinikmati wisatawan.

Di Desa Huta Tinggi juga ada Tetti Naibaho sebagai Pengelola Geosite Huta Tinggi. Tahun lalu, desa ini menjadi salah satu Geosite yang sudah Geowisata. Bersama penduduk setempat, mereka menjadikan Rumah Batak sebagai home stay. Desa ini telah memasarkan jasa dan produknya sejak tahun lalu.

Tahun lalu, 20 November 2021 BP menggelar festival Kaldera Toba UNESCO Geopark di Open Stage, Parapat, Simalungun. Acara ini menandai tahun pertama KDT masuk daftar Geopark UNESCO. Acara tersebut diharapkan dapat menjadi ajang untuk memperkenalkan Geopark Kaldera Toba.

Sayangnya, titik berat pada rangkaian acara festival dan acara BP Geopark Kaldera Toba lainnya lebih terfokus pada budaya. Konservasi lingkungan belum menjadi hal utama yang diusung dalam pertemuan atau acara Geopark Kaldera Toba selama ini. Padahal di poin kelima dan keenam rekomendasi UNESCO ditekankan soal isu memfasilitas mitigasi bahaya alam dan memperkuat keterlibatan UGGp dalam studi penelitian dan konservasi.

Konservasi di Geopark Tetangga

                UNESCO mencatat Tiongkok memiliki taman bumi global terbanyak, yakni 37 lokasi. Pada 2016, ke-37 taman bumi global Tiongkok telah menarik minat 21 juta turis asing. Spanyol yang memiliki 12 taman bumi global sanggup mendatangkan 19juta pengunjung per tahun. Jepang dengan sembilan geopark telah mendatangkan 6,5 juta wisatawan per tahun. Pada 2017, jaringan geopark global telah menjadi mitra penting dari Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO).

Setelah ke-37 objek mendapat pengakuan sebagai Geopark, Tiongkok berupaya menghutankan lahan tandus di sejumlah tempat. Salah satunya Sainhanba-lahan tandus di sebelah utara Provinsi Hebei. Lahan yang tadinya terlantar dan tandus kini memiliki cakupan hutan seluas 80 persen. Dapat melestarikan serta memurnikan 137 meter kubik air setiap tahun. Penghijauan menjadi bagian penting bagi Negeri Tirai Bambu ini dalam memperbaiki lingkungan dan mengatasi perubahan iklim.

Pemerintah China sendiri telah berjanji untuk meningkatkan cakupan hutan dari total 21,7 persen menjadi 23 persen selama periode 2016 hingga 2020. Presiden Xi Jinping menekankan pentingnya pembangunan ekonomi hijau dan langkah untuk melanjutkan pencapaian di sektor lingkungan hidup. Xi juga menekankan pentingnya revitalisasi pedesaan sebagai salah satu kunci pembangunan ekonomi modern.


Terbit di https://www.ninna.id/pencapaian-kdt-usai-menyandang-geopark/

Penipuan Kerja PT X, di Medan Banyak Penipu

 Penipuan Kerja PT X, Di Medan Banyak Penipu


Sepulang dari Papua, aku menggebu-gebu cari kerja supaya bisa kuliah. Ku lamar berbagai pekerjaan. Dapatlah sebuah perusahaan biro jasa. Aku tidak ingat persis namanya. Yang pasti perusahaan tersebut sama dengan “PT.GIM” yang sering dimuat di lowongan kerja di koran-koran. Aku yang baru tamat SMA dan buru-buru kerja terlalu polos. Gitu sampai di sana, aku diimingi- imingkan gaji Rp2juta. Wah senang banget aku. Tapi aku gak sadar aku dijebak. Biar bisa mulai kerja aku harus bayar Rp.1,5juta untuk beli perlengkapan seperti seragam, badge nama, dan sebagainya. Namun, karena ada pemotongan ini itu akhirnya aku diminta Rp.1juta.

Tak pikir panjang, aku minta sama mama uang Rp1juta. Mama pinjam duit itu dari orang. Aku janji bakal kembalikan. Senang sekalilah aku gitu sampai di sana. Eh tak taunya bukannya kerja aku. Aku malah disuruh muat lowongan kerja agar menjebak orang lain sama seperti aku dijebak. Di situ baru aku sadar aku sudah ditipu. Sakit bukan kepayang. Aku minta uang itu dikembalikan dan aku gak mau lakukan pekerjaan seperti itu. Eh malah mereka ancam aku balik.

Lalu mereka bilang mereka punya backing di kepolisian.

 

"Pergi lapor sana. Kami itu dilindungi kepolisian. Biar tahu saja kau! Percuma kau lapor," katanya dengan suara lantang. Kami beradu mulut sampai keluarlah kata-kata binatang. Mau lapor ke polisi, sudah tahulah kita gimana nanti. Memanglah dunia ini dikuasai Setan 1 Yohanes 5:19.

 

Itulah awal aku merasakan Ngerinya Medan, Dunia Setan ini! Aku stres berat. Marah, sedih, dan gusar melihat Kota Medan yang penuh dengan penipu. Berat kali aku mau pulang ke rumah setelah ditipu. Aku berpikir keras cara kembalikan uang mama.

 

Gak sampai di situ saja. Ketika pulangnya, aku nyaris dilarikan orang karena belum banyak kenal jalan. Tadinya aku nanya arah angkot menuju Perumnas Mandala. Yang ku tanya pura-pura baik mau antarkan aku ke arah angkot yang paling pas dengan sepeda motornya. Eh tahu-tahu aku dibawa ke arah Pancur Batu. Untung aku sadar lalu teriak hentikan sepeda motornya. Aku seketika lari dan cepat-cepat mencari arah menuju pulang. Syukur, aku berhasil selamat sampai rumah dengan muka malu dan perasaan tak enak hadapin mama.

 

Ini bagian kisah hidupku yang paling kritis ku hadapi--2 Timotius 3:1-5 ku akui sangat nyata di zaman sekarang. Tapi Alkitab bilang: Jangan Menyerah hadapi hidup yang begitu rumit saat ini. Dek Stefanus Radinal, kk juga punya pengalaman sama seperti yang kau rasakan. Tapi apa boleh buat perusahaan kek gini berjamur dimana-mana, tipu-menipu yang dikerjakan mereka.

https://wol.jw.org/id/wol/d/r25/lp-in/102004521?q=PENIPUAN&p=par

 

Samosir Pilihan Terbaik bagi Kamu Berpetualang Jelajahi Eksotisme Danau Toba

Danau Toba sangat luas. Terdiri dari 8 kabupaten. Jika kamu hanya punya libur dua hari rasanya tak cukup untuk eksplorasi banyak hal di Dana...