Penipuan Kerja PT X, Di Medan Banyak Penipu
Sepulang dari Papua, aku menggebu-gebu cari kerja supaya bisa kuliah. Ku lamar berbagai pekerjaan. Dapatlah sebuah perusahaan biro jasa. Aku tidak ingat persis namanya. Yang pasti perusahaan tersebut sama dengan “PT.GIM” yang sering dimuat di lowongan kerja di koran-koran. Aku yang baru tamat SMA dan buru-buru kerja terlalu polos. Gitu sampai di sana, aku diimingi- imingkan gaji Rp2juta. Wah senang banget aku. Tapi aku gak sadar aku dijebak. Biar bisa mulai kerja aku harus bayar Rp.1,5juta untuk beli perlengkapan seperti seragam, badge nama, dan sebagainya. Namun, karena ada pemotongan ini itu akhirnya aku diminta Rp.1juta.
Tak pikir panjang, aku minta sama mama uang Rp1juta. Mama pinjam duit itu dari orang. Aku janji bakal kembalikan. Senang sekalilah aku gitu sampai di sana. Eh tak taunya bukannya kerja aku. Aku malah disuruh muat lowongan kerja agar menjebak orang lain sama seperti aku dijebak. Di situ baru aku sadar aku sudah ditipu. Sakit bukan kepayang. Aku minta uang itu dikembalikan dan aku gak mau lakukan pekerjaan seperti itu. Eh malah mereka ancam aku balik.
Lalu
mereka bilang mereka punya backing di kepolisian.
"Pergi lapor sana. Kami itu dilindungi kepolisian. Biar tahu saja kau! Percuma kau lapor," katanya dengan suara lantang. Kami beradu mulut sampai keluarlah kata-kata binatang. Mau lapor ke polisi, sudah tahulah kita gimana nanti. Memanglah dunia ini dikuasai Setan 1 Yohanes 5:19.
Itulah
awal aku merasakan Ngerinya Medan, Dunia Setan ini! Aku stres berat. Marah,
sedih, dan gusar melihat Kota Medan yang penuh dengan penipu. Berat kali aku
mau pulang ke rumah setelah ditipu. Aku berpikir keras cara kembalikan uang
mama.
Gak
sampai di situ saja. Ketika pulangnya, aku nyaris dilarikan orang karena belum
banyak kenal jalan. Tadinya aku nanya arah angkot menuju Perumnas Mandala. Yang
ku tanya pura-pura baik mau antarkan aku ke arah angkot yang paling pas dengan
sepeda motornya. Eh tahu-tahu aku dibawa ke arah Pancur Batu. Untung aku sadar
lalu teriak hentikan sepeda motornya. Aku seketika lari dan cepat-cepat mencari
arah menuju pulang. Syukur, aku berhasil selamat sampai rumah dengan muka malu
dan perasaan tak enak hadapin mama.
Ini
bagian kisah hidupku yang paling kritis ku hadapi--2 Timotius 3:1-5 ku akui
sangat nyata di zaman sekarang. Tapi Alkitab bilang: Jangan Menyerah hadapi
hidup yang begitu rumit saat ini. Dek Stefanus Radinal, kk
juga punya pengalaman sama seperti yang kau rasakan. Tapi apa boleh buat
perusahaan kek gini berjamur dimana-mana, tipu-menipu yang dikerjakan mereka.
https://wol.jw.org/id/wol/d/r25/lp-in/102004521?q=PENIPUAN&p=par