Tentang Penulis atau Pemilik Blog

Tentang Penulis atau Pemilik Blog



Damayanti adalah mantan jurnalis Harian Analisa membidangi Ekonomi dan Keuangan. Dia lama menekuni karier di bidang pendidikan, menjadi guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di sekolah swasta dan guru bimbel di beberapa tempat. Terjun ke dunia jurnalistik tanpa sengaja.

Awalnya ingin berkarier di dunia perbankan namun akhirnya memilih untuk menjadi staf redaksi di koran cukup ternama di Kota Medan. Semula bertugas untuk menerjemahkan berita ekonomi internasional. Selang setahun berlalu muncul keinginan untuk menulis dan meliput ke lapangan sebagai jurnalis.

Kecintaannya untuk menulis kedua topik Ekonomi dan Keuangan membuahkan hasil dengan memenangkan sejumlah lomba di antara juara ke-2 lomba penulisan tingkat nasional yang diadakan Angkasa Pura II. Juara ke-2 lomba tulisan yang diadakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) tingkat nasional. Juara ke-3 lomba tulisan Pariwisata yang diadakan Dinas Kominfo Sumut. Juara lomba tulisan yang diadakan oleh Kangguru English. Finalis kompetisi tulisan jurnalistik yang diadakan Schroders tingkat nasional dan finalis beberapa lomba lainnya. Belakangan menyukai topik Pariwisata dan Lingkungan. Bergabung dalam wadah Kelompok Tani Hutan (KTH) Harangan.

Sekarang, dia bekerja di perusahaan Konstruksi dan IT bagian digital marketing  di Medan. Selain itu ia juga menjadi penulis di NINNA.ID dan penulis lepas buat media lainnya. Dia punya banyak hobi. Hobi menulis, mengajar, bertani, berwisata, fotografi, dan lainnya. Ia dapat dihubungi melalui HPnya 0852-9773-2855 atau email damayanti_sinaga@yahoo.co.id.

 

 

 Bukti Tayang Tulisan di Media

https://www.ninna.id/penatapan-parhallow-menikmati-alam-ditemani-menu-ala-bule/

https://www.ninna.id/mengintip-sisi-danau-toba-menyambut-presiden-joko-widodo/

https://www.ninna.id/memoar-di-hutaraja-kini-memukau-sebagai-kampung-ulos/

https://www.ninna.id/aek-natonang-danau-di-atas-danau-di-pulau-samosir/

https://www.ninna.id/panorama-tanjungan-bikin-kamu-jatuh-hati/

https://www.ninna.id/sigarantung-air-terjun-keramat-di-simanindo-samosir/

https://analisadaily.com/berita/arsip/2015/4/20/126178/menginklusifkan-pariwisata-sumut/

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bukti Tayang Tulisan di Media

https://www.ninna.id/ramai-ramai-warga-parapat-tembak-pak-presiden/

https://www.ninna.id/penatapan-parhallow-menikmati-alam-ditemani-menu-ala-bule/

https://www.ninna.id/mengintip-sisi-danau-toba-menyambut-presiden-joko-widodo/

https://www.ninna.id/memoar-di-hutaraja-kini-memukau-sebagai-kampung-ulos/

https://www.ninna.id/aek-natonang-danau-di-atas-danau-di-pulau-samosir/

https://www.ninna.id/panorama-tanjungan-bikin-kamu-jatuh-hati/

https://www.ninna.id/sigarantung-air-terjun-keramat-di-simanindo-samosir/

https://analisadaily.com/berita/arsip/2015/4/20/126178/menginklusifkan-pariwisata-sumut/

 

 

 

 

 

 

Mewujudkan Girsang sebagai Kampung Wisata

 Oleh: Damayanti


Anak-anak Sanggar Tari Harangan Nauli di Girsang Sipangan Bolon Simalungun.(foto:damayanti)

Desa atau Kampung Wisata jadi istilah populer sejak Jokowi bercita-cita menjadikan desa sebagai tujuan wisata. Kaldera Toba juga menjadi sorotan sejak mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai Taman Bumi atau Geopark. Karena kedua hal tersebut, sejumlah desa di kawasan Danau Toba berusaha untuk menggali potensi desa masing-masing. Salah satu dari desa yang sedang berbenah adalah Kampung Girsang. Mengingat posisi Girsang berada di Kawasan Geopark Kaldera Toba, penampilan Girsang berperan dalam meningkatkan citra Kaldera Toba, secara khusus pariwisata di Parapat, Simalungun.

Girsang layak dijadikan sebagai kampung wisata karena memiliki potensi daya tarik wisata baik bersifat fisik maupun non fisik. Bersifat fisik yakni potensi alam yang bakal memikat mata wisatawan. Ada hutan lebat, mata air, air terjun, bukit-bukit yang indah, persawahan, perkebunan dan perkampungan. Potensi bersifat non fisik yakni warisan budaya berupa Rumah Batak dan lainnya.

Potensi inilah yang diperhatikan oleh Kelompok Tani Hutan Harangan dan Pokdarwis Harangan Nauli punya peluang usaha untuk dijadikan destinasi wisata. Konsep yang diusung Ekowisata. Belakangan diberilah nama Ekowisata Harangan Girsang Paradise. Selama 2 tahun terakhir, KTH Harangan dan Pokdarwis Harangan Nauli membenahi Dolok Sirikki sebagai titik permulaan destinasi ekowisata ini. Dari sini juga akses menuju Air Terjun dan spot menarik lainnya.

Akhir Desember 2021, Pokdarwis Harangan Nauli membuka destinasi ini untuk umum. Sejak dibuka hingga Januari 2022, lebih dari 200 pengunjung tercatat mengunjungi destinasi ini. Ada kunjungan wisatawan, kunjungan pelaku usaha perjalanan, dan instansi pemerintahan. Salah kunjungan pemerintahan yakni dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada akhir 2021.

Dalam kunjungannya Sub Koordinator Area I A Kemenparekraf Andhy Marpaung mewakili Kemenparekraf mengusulkan sebelum adanya bantuan pemerintah untuk pengembangan fasilitas sarana dan prasarana, harus ada kesepakatan di antara masyarakat, khususnya pemilik lahan agar kelak tidak terjadi masalah. Selain itu, Kemenparekraf beserta tim ahli dari USU akan meninjau kelayakan lokasi pada Februari sebelum pembangunan dimulai pada 2023.

Susun Masterplan

Usai peninjauan bersama Tim USU dan KPH 2 Siantar pada Februari lalu, Kemenparekraf menggelar Fokus Group Discussion (FGD) di Hotel Atsari Parapat, Selasa 29 Maret 2022. FGD tersebut diselenggarakan untuk menyusun masterplan dan siteplan Ekowisata HGP. Acara ini dihadiri oleh sejumlah pihak di antaranya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Simalungun, BAPPEDA Simalungun, Dinas Penataan  Ruang, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Nagori, KPH Wilayah 2, tokoh masyarakat dan tokoh adat di Girsang, KTH Harangan, Pokdarwis Harangan dan Karang Taruna. 

Direktur Pengembangan Destinasi I, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Harwan Ekoncahyo menjelaskan, penyusunan masterplan dan siteplan ini sebagai bentuk dukungan penuh instansinya terhadap upaya peningkatan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata khususnya di Destinasi Pariwisata Super Prioritas Danau Toba.

“FGD ini untuk menyusun masterplan dan siteplan Ekowisata Girsang Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun di Destinasi Super Prioritas (DSP) Danau Toba. Ini bentuk dukungan Kemenparekraf kepada destinasi super prioritas Toba,” kata Harwan Ekoncahyo saat membuka acara.

Harwan mengatakan, fasilitas sarana dan prasarana merupakan salah satu indikator penting dalam pengembangan destinasi pariwisata. Kelengkapan sarana dan prasarana tersebut akan ikut menentukan keberhasilan suatu daerah menjadi daerah tujuan wisata. Dalam upaya mendukung pembangunan fasilitas pariwisata di destinasi pariwisata untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas daya tarik wisata.

Potensi alam Harangan Girsang Paradise di Girsang Sipangan Bolon Simalungun.(foto:damayanti)

Ia melanjutkan, berdasarkan pengalaman dan pemantauan dalam mendampingi proses pengajuan dukungan dana alokasi khusus (DAK) oleh daerah, banyak ditemui daerah tidak memiliki masterplan daya tarik wisata yang layak sebagaimana mestinya.

Senada dengan pernyataannya, Andhy Marpaung menambahkan, Kemenparekraf menemui fakta terjadinya tumpang tindih dukungan dari lintas organisasi perangkat daerah atau lintas lembaga pada suatu destinasi. Hal tersebut terjadi akibat tidak adanya  proses sinkronisasi dan harmonisasi dalam perencanaannya.

Kemenparekraf telah memiliki pedoman masterplan daya tarik wisata. Dokumen tersebut dapat menjadi referensi dalam menyusun masterplan. Pada tahap memasuki fase FGD perlu mendengarkan dengan saksama konsep pengembangan dari para tenaga ahli. Kemenparekraf menyaring masukan, kritik membangun dan harmonisasi perencanaan yang mungkin bersinggungan dengan tugas dan fungsi dari stakeholder terkait lainnya.

Usai FGD ini nantinya tim tenaga ahli akan mempertajam masterplan dan siteplan sesuai dengan masukan pada hari tersebut lalu memfinalisasikannya. Pada kesempatan akhir Mei nanti, Kemenparekraf akan kembali untuk melaksanakan sosialisasi hasil akhir dari penyusunan masterplan dan siteplan Ekowisata Harangan Girsang.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Simalungun, M. Fikri Damanik, menyambut baik terkait program Kemenparekraf ini dan akan merealisasikan pembangunan fasilitas sarana dan prasarana di destinasi ekowisata Girsang melalui DAK Fisik Bidang Pariwisata setelah selesainya dokumen masterplan dan siteplan.

BAPPEDA Simalungun bersama lintas organisasi perangkat daerah Kabupaten Simalungun akan turun kelapangan bersama untuk mengidentifikasi dukungan DAK lainnya sebagai tindak lanjut masterplan dan siteplan Ekowisata Girsang ini. 

Dukungan dari tokoh masyarakat dan tokoh adat sangat diharapkan sekali demi kesuksesan pengembangan destinasi ekowisata Girsang ini dengan kolaborasi serta kerjasama yang baik berbagai unsur dalam masyarakat seperti KTH Harangan Girsang, Pokdarwis, Karang Taruna dan perangkat kelurahan. Masyarakat setempat sebagai unsur pelaku pariwisata menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pengelolaan destinasi pariwisata ini nantinya. Semoga upaya dan kerjasama seluruh pihak mempercepat tercapainya cita-cita untuk mewujudkan Girsang sebagai desa atau kampung wisata yang berkembang.

 

Sapo Nangin 801

 

Sapo Nangin 801

Sapo Nangin tampak dari Jalan Pelita 6

Dalam Bahasa Batak Karo sapo artinya warung. Nangin merupakan singkatan dari Parangin-angin, marga Karo. 801 dibaca Boi, nama founder Sapo Nangin 801. Sapo Nangin 801 merupakan warung makan khas Batak dan pusat oleh-oleh usaha mikro kecil menengah (UMKM). Lokasi Sapo Nangin 801 di Jalan Pelita 6 dekat Simpang Jalan Rakyat.

Menu khas warung ini babi crispy, babi panggang, babi kecap, yang tersedia tiap hari selain Rabu. Ada menu lain seperti nasi goreng, bakso kuah, mie hun goreng, tempe goreng, lemon tea dingin, lemon tea hangat, dan menu lainnya.

Untuk saat ini Sapo menyediakan produk oleh-oleh kopi khas Sidikalang, keripik Sibolga, dan keripik lainnya. Tersedia juga minyak karo dan produk khas yang berasal dari Kawasan Danau Toba.



















Masanya Manusia Tidak Berkomunikasi Hingga Buang Mantan

Dua pemateri

Sebenarnya, aku sudah tidak kuasa menahan ketawa saat ikutin kuliah Ilmu Komunikasi sama dua dosen dari ASPIKOM tapi karena sambil ngerjakan tugas, ketawaku ku tahan. Pasalnya, sebelum dosen menjelaskan, kami diajukan satu pertanyaan begini,”Apakah ada masanya manusia tidak berkomunikasi?” Aku saat baca pertanyaan itu enteng saja menjawab,” Ya”.

Ternyata namaku langsung ditunjuk pula sama Pak Yenrizal, pemateri pertama. Kaget aku ditunjuk, tapi pede saja aku menjawab begini,” Kalau sudah mati kan manusia tidak bisa berkomunikasi lagi,”. Ternyata Pak Yenrizal mengoreksi jawabanku begini,” Kalau sudah mati bukan manusia lagi!,” Sedikit merasa tersindir tapi aku juga ingin tertawa besar, menertawakan jawabanku.

Lalu Pak Yenrizal menjelaskan, selama hidupnya manusia berkomunikasi. Berkomunikasi yang dimaksud bukanlah berbicara dua arah dengan lawan bicara. Sebab, arti komunikasi adalah proses memaknai sesuatu. Jika sesorang memaknai sesuatu, saat itu komunikasi sudah terjadi. Beliau mencontohkan dengan menunjukkan satu gambar dan meminta beberapa dari peserta Youth Digital Campaigner menyampaikan pandangan mereka tentang gambar tersebut. Ada 3 orang memberikan jawaban dengan versi berbeda.

Nah, proses saat para peserta menyimpulkan tentang gambar tersebut itu adalah komunikasi. Dosen Aspikom ini juga menambahkan, saat kita berjumpa dengan seseorang, melihat wajah, mata, rambutnya, kita sedang memaknai atau membuat kesimpulan tentang orang tersebut, Dengan demikian, sepanjang hidupnya, selama masih hidup, manusia berkomunikasi. Itulah intinya. Jadi, kalau sudah meninggal tidak mungkin berkomunikasi.

Selain penjelasan arti komunikasi yang cukup panjang, Pak Yenrizal juga menjelaskan bahwa lingkungan tidak dapat berbicara tentang dirinya sendiri. Jadi, manusia berperan untuk memberikan makna. Maksudnya, manusialah yang berperan untuk menyampaikan opini mengenai lingkungan. Bicara tentang lingkungan maka bicara mengenai diri kita: dimana kita hidup, dan bekerja. Tidak ada komunikasi tanpa lingkungan, dan hidup bumi dapat diselamatkan atau dihancurkan dengan komunikasi.

‘Buang’ Mantan

            Nah, istilah buanglah mantan pada tempatnya bikin aku ngakak habis. Tapi Ibu Yenni Siswantini sepertinya sengaja bilang itu untuk mengundang gelak tawa di sesi siang. Namun,  ku pikir-pikir benar juga saat si Ibu bilang begini,” Jangan punya banyak mantan, nanti repot buangnya,” Kalau terlalu banyak mantan kan memang harus dibuang dari memori otak…hahaha.

            Pre test yang diberikan pemateri kedua ini juga keren. Mantaplah pokoknya. Hanya kami pesertalah yang tahu. Susah dijelaskan dengan kata-kata..haha. Aku juga setuju saat si Ibu mengeluarkan pernyataan tentang tidak efektifnya menjadikan sampah sebagai penghasilan dalam menangani tumpukan sampah. Sebab, orang-orang akan semakin berfokus mengumpulkan sampah. Bukannya mengurangi sampah. Mantap kalilah perenungan Ibu ini bah! Aku setuju juga Bu akan itu. Pernah juga aku berkesimpulan seperti itu.

Upaya menjadikan sampah sebagai bahan prakarya juga kurang efektif dalam menanggulangi sampah, kata si Ibu. Aku pun juga setuju. Pengalamanku mengajar di sebuah sekolah, murid-murid ngumpulin koran-koran bekas untuk dijadikan bunga kertas. Eh, akhirnya potongan-potongan koran malah berhamburan di sana-sini. Malah bikin repot dan menambah sampah.

Sesi paling akhir sebelum post test, aku khususnya sangat suka. Ibu mengajak tiap kelompok untuk mengutarakan advokasi lingkungan apa yang akan masing-masing kelompok lakukan. Kelompokku, kelompok 9 dipilih Ibu untuk menyampaikan hasil diskusi kami. Aku memang sambil ngantor saat kuliah ini berlangsung. Jujur saja..hehe. Tapi syukurlah, aku ambil waktu sejenak untuk menyampaikan yang ada dalam benak.

Aku bilang, perlunya advokasi untuk mempertahankan hak-hak masyarakat di sekitar hutan untuk mengelola hutan secara lestari. Jadi, oknum-oknum tidak sembarangan masuk dan mengubah atau alih fungsi hutan. Maksunya, ada upaya kita untuk membantu masyarakat dalam mempertahankan hak mereka untuk mengelola hutan. Dengan demikian, hutan dijaga dan dimanfaatkan oleh penduduk sekitar.

Kami juga menyarankan perlunya kelompok tani hutan (KTH) seperti yang saat ini juga sudah ada di sejumlah tempat di Indonesia. Merekalah yang paling dekat dengan hutan dan mengawasi apa yang terjadi di sekitar hutan. Dengan demikian, harapannya pihak-pihak lain tidak sembarangan masuk ke hutan dan menggarapnya. Masyarakat di sekitar hutan atau KTH perlu diajarkan untuk memanfaatkan hutan tanpa harus mengekspolitasinya. Seperti yang dilakukan oleh Econusa lewat Ekowisata.

Sekian cerita tentang kuliah pagi hingga siang 26 Maret 2022. Pesan paling pamungkas, jangan punya banyak mantan. Repot nanti ‘buangnya’…haha

Foto-foto peserta 

Foto-foto peserta 

Penulis: Damayanti alias Butet

 

 

Pantai Tandarabun Samosir


            Namanya unik. Jika dipisahkan kata Tandarabun menjadi tanda rabun seolah punya arti tersendiri dalam Bahasa Indonesia. Tapi belum diketahui pasti mengapa nama pantai ini Tandarabun. Lokasi Pantai ini di Desa Dosroha, Kecamatan Simanindo, Samosir.

            Pantai ini terbilang baru. Baru dibuka tahun 2018. Pantai ini tidak jauh dari pantai-pantai yang terkenal seperti Pantai Batu Hoda dan Sibolazi. Dari Tomok, bila naik kendaraan bermotor atau mobil, mungkin butuh waktu sekitar 30 menit untuk sampai kesini. Untuk kesini, kamu harus belok kanan menuju Pangururan.

            Kamu tidak akan kesulitan untuk menemukan pantai ini karena berada di pinggir jalan. Di jalan besar terpampang tulisan Pantai Pasir Tandarabun di sebelah kanan jalan jika kamu dari Tomok. Dari pinggir jalan kamu akan melihat barisan penginapan dan latar parkir.



            Tiket masuk Rp5ribu. Parkir sepeda motor Rp5ribu, mobil Rp10ribu. Tapi bisa jadi tarif ini berubah sewaktu-waktu, tergantung kebijakan pengelola. Sebagaimana pantai lainnya, pantai ini juga menyewakan berbagai fasilitas untuk menikmati bermain di air seperti pelampung, sepeda dayung, speed boat, dan lainnya. Tersedia juga penginapan. Kami tidak cantumkan harga karena pasti bisa jadi berubah suatu saat.

            Pantai ini dangkal, menjadikannya aman buat anak-anak. Wisatawan bisa berenang dengan nyaman karena terpancang tali pembatas sebagai tanda zona aman untuk bermain tanpa alat bantu. Saat muncul ombak juga tidak bahaya karena gelombangnya rendah.

            Dari pantai ini kita bisa melihat Pusuk Buhit, puncak tertinggi di kawasan Danau Toba. Di seberang pantai juga terdapat perbukitan yang berisi desa-desa. Di sekitar danau biasanya juga ada nelayan yang sedang menangkap ikan.

Tersedia spot-spot foto bagi kamu yang suka foto. Nah, ada pantai yang gratis masuk tapi kamu wajib memesan makanan dan minuman. Kalau di pantai ini sebaliknya. Kamu wajib bayar tiket masuk tapi tidak harus order makanan. Maka jika ingin ajak kawan beramai-ramai, hematnya kamu bawa makanan dan minuman kesini.

            Pantai ini dikelola oleh masyarakat setempat bekerjasama dengan komunitas para perantau yang berasal dari daerah sekitar pantai. Semoga adanya pantai ini dapat meningkatkan pendapatan masyarakat melalui sektor wisata. Meski kita bayar saat masuk ke pantai dan kewajiban pengelola untuk menjaga kebersihan lokasi wisata, kita juga harus berkontribusi untuk menjaga melestarikan Pantai di Danau Toba. Caranya dengan tidak membuang sampah sembarangan ya kawan-kawan. Selamat menikmati liburan di pantai!

Tio Beach, Karaokean Asyik di Tepi Pantai

Ingin karaokean dengan nuansa pantai? Suka salurkan bakat bernyanyi di hadapan publik? Atau sekadar uji seberapa bagus suaramu saat menyanyi di panggung? Ini lokasi tepat untukmu! Tio Beach.

            Pantai yang satu ini sangat disukai anak-anak muda. Banyak anak muda menghabiskan waktu karaokean bareng teman atau pacar di sini. Untuk satu lagu diiringi musik dipatok seharga Rp3000. Kamu bisa mengkespresikan dirimu dengan gaya apapun yang kamu sukai. Kamu bisa pilih jenis dan judul lagu yang kamu suka kepada pelayan.



            Karena panggungnya didesain menarik, saat kamu bernyanyi, kamu akan merasa seperti jadi penyanyi. Apalagi jika suaramu memang bagus, kali saja wisatawan yang hadir akan terpukau saat mendengarmu bernyanyi. Kalaupun tidak, nikmati saja tetap terus bernyanyi.

            Jika sudah lelah bernyanyi, kamu bisa nikmati pemandangan sekitar. Ada sejumlah pondok yang menghadap langsung ke Danau Toba. Kamu bisa order makanan dan minuman di sana. Harganya terbilang standar. Sepengetahuanku selama ini, tidak ada parkir ataupun tiket masuk untuk kesini.

            Duitmu keluar hanya saat kamu order makanan atau minuman dan karaokean. Kalau kamu tidak mau karaokean juga tidak masalah. Kamu bisa mandi atau sekadar main di pantai. Tio Beach juga menyewakan sepeda air bebek dan sampan jika kamu suka mendayung. Mandi di pantai juga seru. Tersedia kamar ganti dan toilet buat kamu yang mau ganti baju. Jadi, kalau niat mau mandi di pantai, sediakan kian baju gantimu.

            Jika kamu berencana mengelilingi Samosir, ini salah satu pantai yang paling mudah untuk kamu akses. Tidak jauh dari Pasar Tomok atau Pelabuhan Tomok. Dari Pelabuhan Tomok kamu dapat belok kanan mengikuti jalan besar. Sekitar 400 meter dari Tomok, sebelah kanan, kamu akan melihat papan nama Tio Beach. Persis di Jalan Silimatali.



            Sebenarnya, di Samosir terdapat banyak pantai. Kamu bisa pilih mana saja pantai yang kamu sukai. Pantai ini terkenal dengan tempat karaokenya. Jika berencana bawa kawan-kawan yang hobinya bernyanyi ria, inilah rekomendasi buatmu.

Kalau kamu akan jalan-jalan ke Samosir, menginap di Tomok, pantai ini bisa kamu akses dengan berjalan kaki. Daripada mengurung diri di kamar hotel, liburan itu enaknya nyanyi-nyanyi dan main di pantai loh! Ayolah ke Pantai!

           


Keliling Samosir Itu Murah dan Menyenangkan

 

Keliling Pulau Samosir

            Pernah berencana keliling Pulau Samosir? Mungkin ini salah satu pencapaian yang bisa kamu raih . Tidak begitu mahal dan tidak menghabiskan waktu banyak. Cukup 1 hari saja tuntas mengelilingi Pulau Samosir.

            Bergantung laju kendaraanmu dan waktu singgahmu ke objek wisata. Pengalamanku selama ini cukup 6-7jam saja kamu dapat menaklukan Pulau Samosir. Cerita tour bareng kawanku ini bisa berikan gambaran ke kamu jika nanti kamu hendak keliling Samosir.



            Ini cerita tour kami Desember 2019. Kami berenam. Aku, tiga kawan dan sepasang suami istri yang merupakan teman kami dari luar negeri. Karena sepasang suami istri ini warga negara luar, kami memutuskan kami membonceng mereka. Aku bersama istrinya, satu kawan pria bersama suaminya, dan dua kawan lagi. Jadi, kami gunakan tiga sepeda motor. Karena 2 sepeda motor  sudah tersedia. Kami hanya sewa 1 sepeda motor dari Carolina Hotel seharga 100ribu sehari (7jam).

            Kami mulai perjalanan dari lokasi kami menjemput teman kami di Hotel Inna Parapat. Lalu kami bergerak menuju Ihan Batak pukul 08.00 WIB. Sesampai di Ambarita pukul 09.00 WIB, kami bergerak menuju Tomok. Kami singgah membeli minuman dan snack bekal di perjalanan. Lalu kami segera lanjut menuju Air Terjun Sigarantung dan Desa Huta Bolon, desa yang masih punya rumah Batak. Kami mengabadikan sejumlah foto di sana.

            Kemudian kami bergerak menuju Desa Tanjungan. Singgah sebentar istirahat dan mengambil foto. Kami sempat menceritakan kepada sepasang suami istri ini tentang keindahan Pulau Samosir dan Danau Toba. Berharap mereka akan mengajak teman-teman mereka kelak untuk berkunjung ke Pulau Samosir.

            Setelahnya, kami langsung menuju Aek Natonang. Di sana kami juga sempat duduk sambil menikmati snack dan minuman yang kami bawa. Sambil duduk, kami menunjukkan kepada 2 bule ini betapa sederhana kehidupan di Samosir. Masyarakat hidup dari pertanian dan peternakan. Di sekitar terdapat banyak kerbau dan babi berkeliaran. Itu pemandangan yang unik bagi mereka.

            Tidak sampai sejam istirahat, kami melanjutkan perjalanan. Suami istri bule ini sangat menikmati pemandangan. Mereka meminta kami untuk memperlambat laju sepeda motor. Kami juga berhenti di tempat lain yang menurut kami cocok untuk mengambil foto. Salah satunya dengan latar belakang pemandangan sawah padi. Kalau tidak salah foto tersebut kami ambil di sekitar jalan menuju Onan Runggu.

            Kami istirahat siang sekitar pukul 12.30 di Onan Runggu. Kami cukup kesulitan menemukan makanan yang cocok buat sepasang suami istri ini. Pasalnya, sang istri vegetarian. Dia sama sekali tidak bisa memakan apapun yang berkaitan dengan daging dan ikan dan menginginkan makanan segar. Akhirnya kami mendapati sebuah rumah makan menyediakan mie goreng dan mie kuah. Lalu kami memesan mie yang dimasak tanpa daging dan telur.

            Usai istirahat makan siang. Kami melanjutkan perjalanan berikutnya menuju Aek Rangat Pangururan mendekati Pulau Tulas. Kami tidak menyebrang menuju Pulau tersebut. Tapi kami berfoto dengan latar belakang Pulau Tulas. Latar tersebut cantik sekali. Pasti kamu bakal jatuh cinta dan ingin mengambil latar foto di sini.



            Selanjutnya kami menuju arah ke Ambarita untuk menunggu Kapal Ihan Batak trip terakhir pukul 5.30 sore saat itu. Kami sudah mengantri dari jam 5 sore guna mengantisipasi keterlambatan. Tapi sebelumnya, kami memulangkan sepeda motor yang kami sewa dari Hotel Carolina. Kami juga sempat beli jajanan untuk kami makan bersama di kapal.

            Sekitar jam 7.30 kami kembali tiba di Parapat untuk mengantar sepasang suami istri ini kembali ke penginapannya. Perasaan kami begitu senang sekalipun capek seharian bersepeda motor selama lebih dari 7 jam. Perasaan lelah tidak seberapa dibandingkan pengalaman yang kami dapatkan bisa mengelilingi Samosir dan bercerita tentang Pulau yang mengagumkan ini.



            Kalau ditotal pengeluaran kami mengelilingi Pulau Samosir antara lain tiket penyebrangan Kapal Ihan, sewa sepeda motor seharga 100ribu, belanjaan kami di Indomaret, makan siang, dan jajanan di sore hari. Untuk kami berenam sekitar Rp.500ribu. ada 6 destinasi wisata yang kami kunjungi.

            Jika nanti kamu berencana ke Pulau Samosir untuk mengelilingi Pulau ini seharian, kamu bisa hemat anggaran dengan membawa sepeda motormu langsung ke pulau ini. Asalkan kamu sanggup membawa sepeda motormu untuk sampai ke Samosir.

            Tarif satu sepeda motor untuk menyebrang naik kapal kecil 13ribu dan tarif per orang 12 ribu. Sekali jalan sepeda motor+orang Rp25ribu. Pulang pergi 50ribu. Tarif ke sejumlah objek wisata yang ku sebutkan di cerita ini tidak ada sama sekali. Saat itu memang benar-benar tidak ada. Tapi tidak tahu kelak jika ada perubahan, bisa saja pemilik spot wisata meminta biaya parkir atau tarif masuk.



            Untuk penginapan, kamu bisa menentukan sendiri menginap dimana. Banyak penginapan di Parapat atau di Samosir. Kamu bebas memilih yang mana. Kamu bisa buat perbandingan plus minus dari penginapan yang kamu jajaki. Yuk, mulai buat rencana touring bareng kawan!

Damayanti: An Experienced Tour Guide Bringing Lake Toba to Life

    Lake Toba, with its breathtaking natural beauty and rich Batak cultural heritage, is one of Indonesia's top travel destinations. How...