Mewujudkan Girsang sebagai Kampung Wisata

 Oleh: Damayanti


Anak-anak Sanggar Tari Harangan Nauli di Girsang Sipangan Bolon Simalungun.(foto:damayanti)

Desa atau Kampung Wisata jadi istilah populer sejak Jokowi bercita-cita menjadikan desa sebagai tujuan wisata. Kaldera Toba juga menjadi sorotan sejak mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai Taman Bumi atau Geopark. Karena kedua hal tersebut, sejumlah desa di kawasan Danau Toba berusaha untuk menggali potensi desa masing-masing. Salah satu dari desa yang sedang berbenah adalah Kampung Girsang. Mengingat posisi Girsang berada di Kawasan Geopark Kaldera Toba, penampilan Girsang berperan dalam meningkatkan citra Kaldera Toba, secara khusus pariwisata di Parapat, Simalungun.

Girsang layak dijadikan sebagai kampung wisata karena memiliki potensi daya tarik wisata baik bersifat fisik maupun non fisik. Bersifat fisik yakni potensi alam yang bakal memikat mata wisatawan. Ada hutan lebat, mata air, air terjun, bukit-bukit yang indah, persawahan, perkebunan dan perkampungan. Potensi bersifat non fisik yakni warisan budaya berupa Rumah Batak dan lainnya.

Potensi inilah yang diperhatikan oleh Kelompok Tani Hutan Harangan dan Pokdarwis Harangan Nauli punya peluang usaha untuk dijadikan destinasi wisata. Konsep yang diusung Ekowisata. Belakangan diberilah nama Ekowisata Harangan Girsang Paradise. Selama 2 tahun terakhir, KTH Harangan dan Pokdarwis Harangan Nauli membenahi Dolok Sirikki sebagai titik permulaan destinasi ekowisata ini. Dari sini juga akses menuju Air Terjun dan spot menarik lainnya.

Akhir Desember 2021, Pokdarwis Harangan Nauli membuka destinasi ini untuk umum. Sejak dibuka hingga Januari 2022, lebih dari 200 pengunjung tercatat mengunjungi destinasi ini. Ada kunjungan wisatawan, kunjungan pelaku usaha perjalanan, dan instansi pemerintahan. Salah kunjungan pemerintahan yakni dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada akhir 2021.

Dalam kunjungannya Sub Koordinator Area I A Kemenparekraf Andhy Marpaung mewakili Kemenparekraf mengusulkan sebelum adanya bantuan pemerintah untuk pengembangan fasilitas sarana dan prasarana, harus ada kesepakatan di antara masyarakat, khususnya pemilik lahan agar kelak tidak terjadi masalah. Selain itu, Kemenparekraf beserta tim ahli dari USU akan meninjau kelayakan lokasi pada Februari sebelum pembangunan dimulai pada 2023.

Susun Masterplan

Usai peninjauan bersama Tim USU dan KPH 2 Siantar pada Februari lalu, Kemenparekraf menggelar Fokus Group Discussion (FGD) di Hotel Atsari Parapat, Selasa 29 Maret 2022. FGD tersebut diselenggarakan untuk menyusun masterplan dan siteplan Ekowisata HGP. Acara ini dihadiri oleh sejumlah pihak di antaranya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Simalungun, BAPPEDA Simalungun, Dinas Penataan  Ruang, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Nagori, KPH Wilayah 2, tokoh masyarakat dan tokoh adat di Girsang, KTH Harangan, Pokdarwis Harangan dan Karang Taruna. 

Direktur Pengembangan Destinasi I, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Harwan Ekoncahyo menjelaskan, penyusunan masterplan dan siteplan ini sebagai bentuk dukungan penuh instansinya terhadap upaya peningkatan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata khususnya di Destinasi Pariwisata Super Prioritas Danau Toba.

“FGD ini untuk menyusun masterplan dan siteplan Ekowisata Girsang Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun di Destinasi Super Prioritas (DSP) Danau Toba. Ini bentuk dukungan Kemenparekraf kepada destinasi super prioritas Toba,” kata Harwan Ekoncahyo saat membuka acara.

Harwan mengatakan, fasilitas sarana dan prasarana merupakan salah satu indikator penting dalam pengembangan destinasi pariwisata. Kelengkapan sarana dan prasarana tersebut akan ikut menentukan keberhasilan suatu daerah menjadi daerah tujuan wisata. Dalam upaya mendukung pembangunan fasilitas pariwisata di destinasi pariwisata untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas daya tarik wisata.

Potensi alam Harangan Girsang Paradise di Girsang Sipangan Bolon Simalungun.(foto:damayanti)

Ia melanjutkan, berdasarkan pengalaman dan pemantauan dalam mendampingi proses pengajuan dukungan dana alokasi khusus (DAK) oleh daerah, banyak ditemui daerah tidak memiliki masterplan daya tarik wisata yang layak sebagaimana mestinya.

Senada dengan pernyataannya, Andhy Marpaung menambahkan, Kemenparekraf menemui fakta terjadinya tumpang tindih dukungan dari lintas organisasi perangkat daerah atau lintas lembaga pada suatu destinasi. Hal tersebut terjadi akibat tidak adanya  proses sinkronisasi dan harmonisasi dalam perencanaannya.

Kemenparekraf telah memiliki pedoman masterplan daya tarik wisata. Dokumen tersebut dapat menjadi referensi dalam menyusun masterplan. Pada tahap memasuki fase FGD perlu mendengarkan dengan saksama konsep pengembangan dari para tenaga ahli. Kemenparekraf menyaring masukan, kritik membangun dan harmonisasi perencanaan yang mungkin bersinggungan dengan tugas dan fungsi dari stakeholder terkait lainnya.

Usai FGD ini nantinya tim tenaga ahli akan mempertajam masterplan dan siteplan sesuai dengan masukan pada hari tersebut lalu memfinalisasikannya. Pada kesempatan akhir Mei nanti, Kemenparekraf akan kembali untuk melaksanakan sosialisasi hasil akhir dari penyusunan masterplan dan siteplan Ekowisata Harangan Girsang.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Simalungun, M. Fikri Damanik, menyambut baik terkait program Kemenparekraf ini dan akan merealisasikan pembangunan fasilitas sarana dan prasarana di destinasi ekowisata Girsang melalui DAK Fisik Bidang Pariwisata setelah selesainya dokumen masterplan dan siteplan.

BAPPEDA Simalungun bersama lintas organisasi perangkat daerah Kabupaten Simalungun akan turun kelapangan bersama untuk mengidentifikasi dukungan DAK lainnya sebagai tindak lanjut masterplan dan siteplan Ekowisata Girsang ini. 

Dukungan dari tokoh masyarakat dan tokoh adat sangat diharapkan sekali demi kesuksesan pengembangan destinasi ekowisata Girsang ini dengan kolaborasi serta kerjasama yang baik berbagai unsur dalam masyarakat seperti KTH Harangan Girsang, Pokdarwis, Karang Taruna dan perangkat kelurahan. Masyarakat setempat sebagai unsur pelaku pariwisata menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pengelolaan destinasi pariwisata ini nantinya. Semoga upaya dan kerjasama seluruh pihak mempercepat tercapainya cita-cita untuk mewujudkan Girsang sebagai desa atau kampung wisata yang berkembang.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan isi formulir

Easy Go Tour Travel Offers the Cheapest Packages to Explore Lake Toba

   Detail Information about the destinations Talking about Lake Toba is not limited to its waters. Lake Toba has many untold riches. One of ...