Bawang Goreng Yale, Bawang Gorengnya Medan

 

Bawang Goreng Yale dalam bentuk kemasan 100 gram dan 350 gram

NINNA.ID
-Kondisi sulit saat Covid melanda pada 2020 memaksa siapapun harus berpikir bagaimana caranya bisa bertahan. Hal itu pula yang memicu keluarga besar Sinaga ini memikirkan ide usaha ini. Usaha tersebut dinamai Bawang Goreng Yale.


Sebelum menjalankan usaha ini, keluarga ini telah berpuluh tahun jualan ikan-ikan kering seperti ikan teri di Pasar Sukaramai.


Belakangan, karena langganannya kerap mencari bawang goreng, muncullah ide untuk mencoba memproduksi bawang goreng.


Dari sekadar coba untuk menyediakan kebutuhan bawang goreng di rumah, belakangan keluarga ini memberanikan diri menawarkan ke pelanggannya. Produk bawang goreng tersebut pun diterima pasar.


Di awal menjalankan usaha, produksi bawang Sinaga ini hanya berkisar 10kg per minggu.


Belakangan karena kualitas produk bagus, promosi dari mulut ke mulut pun menyebar. Alhasil, belakangan ini keluarga Sinaga ini harus menyediakan stok Bawang Goreng mentah 700kg-1 ton per minggu demi memenuhi permintaan pasar.


“Mulanya sedikit, palingan 10kg. Belakangan makin banyak permintaan. Kadang karena stok kosong, permintaan gak terpenuhi. Kadang kalau pas harga bahan baku naik, terpaksa gak bisa dapat untung yang sesuai. Gak mungkin bikin harga naik turun,” ujar Sinaga.



Bahan baku Bawang Goreng dari Kawasan Danau Toba


Bawang Khusus dari KDT

Bahan utama bawang goreng ini ialah bawang goreng mentah atau bawang mentah yang dikhususkan untuk dijadikan bawang goreng. Banyak orang bingung apa bedanya bawang goreng mentah dengan bawang merah biasa.


Mereka pikir bahan baku bawang goreng itu dari bawang merah biasa. Memang, bisa saja seseorang menjadikan bawang merah biasa yang ukurannya besar atau bawang peking menjadi bawang goreng.


Akan tetapi, ada perbedaan mencolok antara keduanya secara rasa, aroma dan bentuk. Untuk memberikan yang terbaik kepada konsumen, keluarga ini tidak pernah gunakan bawang jenis lain. Hanya bawang goreng mentah dari Kawasan Danau Toba.


“Soal rasa, sudah pasti dari Samosir, Bakkara di Danau Toba yang paling enak,”ujar Sinaga.

Bawang Goreng dispinner agar minyaknya turun. Dengan demikian, bawang goreng tersebut menjadi tahan lama


Kendala Modal dan Stok Bahan


Kendala modal masih membatasi kemampuan usaha keluarga ini untuk berkembang. Apalagi saat suplai bahan baku menipis, keluarga ini harus berani mengeluarkan modal lebih besar untuk membuat stok bawang goreng mentah.


Apalagi belakangan bahan baku bawang goreng ini sering langka. Pengusaha bawang goreng ini berharap bisa menemukan mitra bisnis yang bisa menyalurkan bahan baku untuknya.


Pengusaha Bawang goreng Yale ini berharap kelangkaan ini menjadi tugas bagi Dinas Pertanian Sumut agar turut berperan dalam mengatasi persoalan kelangkaan tersebut. Apalagi beberapa daerah di Sumut tadinya sangat dikenal sebagai penghasil bawang goreng.



Tetangga menyerahkan bawang yang sudah dikupas


Memberdayakan Masyarakat


Setidaknya ada 6 pekerja usaha Bawang Goreng Yale ini. keenam pegawai merupakan masih anggota keluarga dan kerabat. Namun, lebih dari 30 masyarakat terlibat dalam memproduksi bawang goreng yang berlokasi di Perumnas Mandala Jalan Camar 3 No 206 ini.


30 orang tersebut merupakan tetangga-tetangga di sekitar Perumnas Mandala Deli Serdang Sumatera Utara, yang memperoleh upah atau biasa disebut gaji-gajian dengan mengupas bahan baku.


Tetangga di sekitar lokasi usaha menyerahkan bawang yang mereka sudah kupas (foto: Damayanti)


Masyarakat sekitar yang ekonominya menengah ke bawah, sangat bersemangat untuk mengerjakan pekerjaan tidak tetap tentu ini. Biasanya mereka adalah kaum hawa atau ibu rumah tangga yang mengerjakannya di rumah mereka.


“Bawang mentahnya mereka bawa ke rumah. Mereka kupas di rumah mereka masing-masing. Lalu setelah dikupas dibawa kesini. Nanti kami timbang kembali untuk memastikan beratnya. Setelah oke, lalu kami berikan upah mengupas bawang,” jelas Sinaga.


Manfaat Bawang


Selain enak dimakan, bawang goreng nikmat menjadi penyedap dan juga cantik sebagai hiasan. Bawang goreng kerap dipakai dalam sajian sup, nasi uduk, nasi goreng, ditaburkan ke pangsit sebagai hiasan, dan dicincang dan ditambahkan ke adonan bakso.


Bawang pun baik bagi kesehatan manusia. Bawang mengandung zat gizi, seperti kalsium, fosfat, dan asam askorbat, atau vitamin C. Namun, sepanjang sejarah bawang khususnya dihargai karena khasiatnya.


Bahkan sekarang, bawang digunakan untuk mengobati sejumlah penyakit, termasuk selesma, radang pangkal tenggorokan, penyumbatan pembuluh darah (aterosklerosis), penyakit jantung koroner, kencing manis, dan asma.


Selain itu, bawang juga memiliki efek antiseptik, antikolesterol, antiperadangan, antipembekuan darah, dan antikanker. Berikut harga bawang goreng yang sudah dispinner.

Bawang Goreng 100 gram Rp20.000

Bawang Goreng 350 gram Rp60.000

Bawang Goreng 1000 gram Rp160.000

Untuk pemesanan Bawang Goreng Yale dapat menghubungi Kontak HP 085297732855

Lokasi usaha di Jalan Camar 3 No 206, Perumnas Mandala, Percut Sei Tuan, Deli Serdang-Sumatera Utara.


 


 

Hutan Kita Sultan tapi Kian Alami Penyusutan

Hutan-hutan di Indonesia merupakan rumah bagi 17 persen satwa dan fauna dunia. Memiliki jumlah spesies mamalia terbanyak di dunia. Hutan-hutan Indonesia menghidupi masyarakat lokal, masyarakat perkotaan, dan masyarakat hukum adat. Menghidupi sekitar 50juta penduduk Indonesia tinggal di Kawasan Hutan.

Disadur dari data yang dirilis Yayasan Madani Berkelanjutan menyebutkan hutan hujan Indonesia memiliki jumlah karbon 2 kali lipat lebih banyak dibandingkan yang disimpan di hutan hujan Amazon per hektarnya.

Hutan Hujan di Indonesia bisa menyimpan sampai 200-ton karbon per hektar. Ekosistem bakau Indonesia berpotensi menyimpan karbon sampai 13 kali lipat dibandingkan hutan hujan. Lahan gambut se-Indonesia menyimpan sampai 61 gigaton karbon.

Penyusutan Hutan

Meski demikian, luas hutan di Indonesia terus mengalami penyusutan. Grafik  Geopartal KLKH 2019 menunjukkan gerak penyusutan hutan tiap tahun dari 2011 sampai 2019. Sementara itu Indonesia menunjukkan komitmennya yang tertuang dalam Nationally Determined Contribution (NDC) mengurangi emisi karbon.

Komitmen NDC 2030, emisi karbon setidaknya 29 persen atau sampai 41 persen dengan dukungan internasional. Untuk Ambisi Folu Net Sink 2030 sektor hutan dan lahan mencapai carbon net sink pada 2030. Menurut Yayasan Madani Berkelanjutan, pencegahan pembukaan hutan dan degradasi lahan gambut adalah kunci memenuhi target iklim Indonesia. Indonesia berperan besar dalam mengurangi bencana alam dengan mengurangi angka penyusutan hutan.

Akibat Penyusutan Hutan

Bumi dan kehidupan di atasnya sangat kompleks, terjalin dengan rumit. Miliaran makhluk hidup yang saling berhubungan tersusun menjadi jaringan kehidupan. Putuskan seutas jaringan kehidupan. Maka, jaringan itu akan terurai dan hancur. Hancurkan hutan maka mahluk hidup di bumi pun musnah!

Bencana alam terus meningkatkan sejalan dengan peningkatan populasi penduduk. Namun, faktor kebrutalan manusia dalam mengeksploitasi sumber daya alam turut memperparahnya.

Iopscience melalui situsnya menyebutkan peralihan hutan menjadi kebun sawit penyebab utama deforestasi di Indonesia. Komposisi hutan yang beralih menjadi kebun sawit 23 persen, kebun karet 14 persen, dan kebun skala besar 7 persen, konversi ke rerumputan 20 persen, pertanian skala kecil 15 persen, dan lainnya.

Akibat perusakan hutan, ada begitu banyak spesies di bumi terancam punah. Seraya ekosistem menyusut, spesies-spesies kehilangan sumber daya yang mereka perlukan untuk bertahan hidup. Lingkungan alami terkotak-kotak, merosot, dan lenyap. Rute migrasi menjadi berantakan. Oleh karena itu, satu demi satu spesies akhirnya punah. Punahnya spesies tertentu bahkan dapat memicu reaksi berantai kepunahan. Sebab, apabila satu bagian jaring kehidupan lenyap, bagian lain dapat terkena imbasnya.

Salah satu contoh, dalam publikasinya, UNESCO mencatat akibat penebangan hutan di Indonesia, khususnya di Kawasan Danau Toba, ada begitu banyak spesies akan atau telah punah. Ada sejumlah fauna yang terancam punah akibat perusakan hutan.

International Union for Conservation of Nature (IUCN) mendaftarkan sejumlah fauna di antaranya Rasbora tobana dan Neolissochilus thienemanni. Keduanya merupakan ikan asli Danau Toba yang tergolong langka. Fauna tersebut biasa ditemukan di sungai-sungai yang bermuara di Danau Toba.

Spesies ikan asli lainnya adalah Aplocheilus panchax, Nemacheilus pfeifferae, Homaloptera gymnogaster, Channa gachua, Channa striata, Clarias batrachus, Barbonymus gonionotus, Barbonymus schwanenfeldii, Danio albolineatus, Osteochilus vittatus, Puntius binotatus, Rasbora jacobsoni, Tor tambra, Betta imbellis, dan Betta taeniata.

Masalah ancaman kepunahan keanekaragaman hayati juga masuk dalam poin kelima dan keenam rekomendasi UNESCO kepada Indonesia yang menyinggung perlunya dilakukan mitigasi bencana, perubahan iklim dan perlunya upaya konservasi.


Upaya Menyelamatkan Hutan


         Berbagai pihak berupaya untuk menyelamatkan hutan. Ada sejumlah lembaga yang mengaungkan urgensi perlindungan hutan. Salah satunya, melalui Konsorsium Hari Hutan Indonesia (HHI). Hal sederhana yang bisa dilakukan generasi milenial yaitu turut mengkampanyekan atau mengajak masyarakat untuk mencintai hutan. Bisa juga melalui adopsi hutan dengan memberikan sumbangan untuk penanaman pohon. Bahkan bisa ikut terlibat langsung dalam pelestarian hutan.

      Blogger Perempuan juga mengajak kita untuk ikut berkontribusi terhadap perlindungan hutan Indonesia. Caranya simple yakni dengan mendengarkan lagu “Dengar Alam Bernyanyi” di platform musik seperti Spotify dan Apple Music. Semakin banyak yang mendengarkan lagu tersebut maka akan semakin banyak royalti disumbangkan untuk perlindungan hutan Indonesia. Itu cari paling praktis yang kamu lakukan dengan gadgetmu.


Ada cara praktis lain tapi kamu harus siap pegang tanah. Buat kamu yang punya halaman rumah luas, kamu bisa menghutankan rumahmu dengan menanam berbagai jenis pohon di pekarangan rumah kita. Apalagi jika pekarangan kita luas, kita bisa mengisinya dengan berbagai jenis pohon berbuah yang dapat mengurangi pemanasan global. Selain itu, ada pula gerakan nyata yang bisa dilakukan secara luas di Indonesia, yakni melalui platform Geopark, Ekowisata dan Agroforestri.

Selamatkan Hutan Lewat Platform Geopark

Melalui pemberian gelar Geopark dan Warisan Hutan Hujan Tropis, UNESCO berharap Indonesia berperan dalam mencegah bencana alam dengan mengurangi angka penyusutan hutan. Akibat penyusutan hutan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir mengalami bencana alam. Dibandingkan dengan rata-rata selama 30 tahun terakhir (1990-2019), frekuensi bencana banjir di Indonesia meningkat 43 persen pada tahun 2020. Dibandingkan dengan rata-rata selama 10 tahun terakhir (2010-2019), frekuensi bencana banjir meningkat sebesar 33 persen pada 2020. Salah satu dari 10 bencana alam mematikan pada 2021, terjadi di Indonesia.

Jika tidak ada upaya mendesak untuk melindungi geopark dan mengurangi intensitas bencana, kita hanya akan sibuk untuk membantu korban bencana alam. Dana terkuras hanya untuk ‘mengobati daripada mencegah’. Akan lebih baik upaya dan dana dioptimalkan guna mencegah bencana itu sendiri. Untuk itu, solusi paling praktis untuk mencegah bencana adalah dengan berinvestasi pada hutan. Maksudnya, menjaga, melestarikan dan memperbesar luas hutan yang ada di Indonesia.

Sebab, hutan itu seperti apotek, gudang, supermarket, dan sumber pangan lainnya yang menyediakan semua kebutuhan makhluk hidup. Selain sebagai sumber pangan dan oksigen, hutan juga merupakan cagar alam dan suaka margasatwa alami. Jika hutan punah, itu menimbulkan kemungkinan industri-industri tutup, manusia kekurangan makanan, dan spesies makhluk hidup punah. Industri-industri selama ini bisa berjalan karena mengandalkan sebagian besar bahan baku dari hutan. Mulai dari tanaman pangan, rempah-rempah, hingga lauk seperti ikan di sungai-sungai yang ada di hutan.

Sebuah pabrik dikatakan sempurna jika itu tidak mencemari lingkungan, tidak mahal, dan menghasilkan kebutuhan vital seluruh umat manusia. Pabrik yang sempurna itu hutan! Dengan bahan bakar sinar matahari, tumbuhan hijau menggunakan karbondioksida, air, dan mineral untuk menghasilkan makanan secara langsung atau tidak langsung. Dalam proses ini, mereka mengisi kembali atmosfer, menyingkirkan karbondioksida dan melepaskan oksigen murni.

Banyak orang, khususnya para pebisnis lebih menyukai menginvestasikan dana mereka ke pasar modal atau sejenisnya. Sebenarnya, untuk saat ini mengingat hutan semakin berkurang, investasi terbaik adalah menanam pohon. Entah itu di lahan sendiri atau lahan umum.

Pohon-pohon akan memberikan imbal hasil dalam jangka panjang ke semua orang. Tidak hanya kepada para pebisnis yang menginvestasikan dananya ke hutan juga kepada seluruh orang yang menikmati segarnya duduk di bawah pohon dan menikmati buahnya.

Selamatkan Hutan Lewat Program Ekowisata dan Agroforestri

Program ekowisata salah satu solusi untuk menyelamatkan hutan. Jika diartikan secara singkat, ekowisata artinya wisata alam. Tapi, secara lengkap artinya kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam. Program ini menghasilkan peluang bisnis bagi penduduk setempat sekaligus menunjang konservasi hutan.

Publikasi UNESCO menyebutkan di Rwanda, Afrika, promosi ekowisata yang sukses dianggap telah berhasil menyelamatkan populasi gorila gunung karena hal itu memberi penduduk setempat sumber penghasilan alternatif. Masyarakat setempat akhirnya menghentikan aktivitas perburuan gelap. Di seluruh dunia, ekowisata telah turut berperan dalam kemajuan lingkungan, sosial, dan industri pariwisata tak dapat disangkal telah mendatangkan banyak keuntungan finansial.

Program seperti inilah yang layak dan telah direplikasi oleh para penggiat ekowisata di Indonesia. Misi utama adalah melestarikan lingkungan sekaligus menghasilkan uang dari pariwisata berkelanjutan.

Selain ekowisata, program agroforestri juga perlu diajarkan kepada masyarakat, khususnya mereka yang tinggal dekat hutan. Program agroforestri merupakan suatu sistem memadukan penanaman pohon dan tanaman pangan atau padang rumput dengan cara yang aman secara ekologi.

Di Brazil, program ini berhasil menyelamatkan hutan hujan tropis. Para agronom di sana berharap agar seraya agroforestri semakin memasyarakat, penggundulan hutan pun semakin lambat. Lewat program ini, masyarakat diajak untuk mencintai hutan.

Well, Hutan kita Sultan jadi jargon baru tahun ini memperingati Hari Hutan Indonesia 7 Agustus. Hutan kita Sultan memaksudkan hutan kita sangat kaya. Semoga Indonesia bisa mengembalikan kejayaan si ‘Sultan’ yakni hutan Indonesia ke kejayaannya semula.

#UntukmuBumiku #IndonesiaBikinBangga #TeamUpforImpact #DengarAlamBernyanyi #HutanKitaSultan


ASDP Wajibkan Penggunaan e-Money di Kawasan Danau Toba

 


Terbit di sini

PT

ASDP Wajibkan Penggunaan e-Money di Kawasan Danau Toba

NINNA.ID – Selama liburan wisatawan membanjiri pelabuhan-pelabuhan di Kawasan Danau Toba, khususnya di Pelabuhan Kapal Ferry Ihan Ajibata dan Ambarita. Volume penumpang terus meningkat dari tahun ke tahun.

Pada puncak liburan, PT ASDP (Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan) menghadapi tantangan untuk memberikan pelayanan prima kepada para wisatawan yang hendak menyeberang ke Samosir.

Syukurlah, pemerintah melalui Bank Indonesia (BI) mendorong penggunaan e-money atau uang elektronik. Dengan demikian, transaksi pembayaran tiket penyeberangan jadi lebih praktis. Para penumpang tidak perlu repot untuk menyediakan uang tunai saat antrian.

Operator Pelabuhan Ferry juga tidak perlu dipusingkan untuk mempersiapkan uang kembalian saat penumpang membeludak. Ini mengurangi beban kerja dinas perhubungan ketika wisatawan membanjiri pelabuhan.

PT ASDP Indonesia telah menerapkan cashless ticketing sejak 5 Juli 2021 di pelabuhan-pelabuhan Kapal Ferry di Kawasan Danau Toba. Cashless ticketing merupakan istilah pembayaran tiket tanpa uang tunai melainkan secara digital atau elektronik.

Kabid Dinas Perhubungan Kabupaten Samosir, Rikardo Sidabutar mengatakan, sosialisasi pembayaran tiket secara digital telah dilaksanakan sejak tahun lalu. Para pemangku kepentingan bersama para operator Ferry telah sepakat.

Sepakat untuk mensosialisasikan kepada publik mengenai aturan baru tersebut. Masa kampanye mengenalkan metode pembayaran baru lewat e-money menjadi tantangan bagi PT ASDP.

Proses peralihan ini mendatangkan pujian dan keluhan dari masyarakat. Bagi mereka yang sudah terbiasa dengan metode pembayaran cashless ticketing memuji PT ASDP dalam hal ini. Sebaliknya, bagi mereka yang tidak biasa dan tidak mengerti sama sekali mengeluh dengan metode pembayaran terbaru ini.

Manfaat Pembayaran Digital
Phantom Siahaan (49), wisatawan dari Medan, memuji upaya operator Pelabuhan Ihan Ajibata dan Ambarita. Ia mengatakan, metode pembayaran e-money lebih praktis.

Selama ini ia sudah merasakan sendiri manfaatnya menggunakan e-money yang biasa disebut kartu tol. Kartu ini sangat membantu karena ia tidak perlu mempersiapkan uang tiap kali melintas di jalan tol.

“Aku sudah biasa pakai kartu tol (Kartu Brizzi). Selalu sediakan saldo di kartu. Jadi, waktu tahu pembayaran tiket Kapal Ferry sekarang sudah cashless, aku siap saja sesuaikan. Ini cara yang bagus dan praktis. Kerenlah di kampung-kampung pun sudah pakai kartu tol bayar tiket kapal,” ujar Phantom memuji penggunaan e-money.

Wisatawan lain, Allin (38) yang juga warga Medan, menyampaikan hal serupa. Penggunaan uang elektronik ini membuat perjalanan liburan lebih praktis. Sebelum pakai uang elektronik, ia harus persiapkan uang pas untuk pembayaran tiket Kapal Ihan Batak.

Meski demikian, berdasarkan pengamatan PT ASDP, masih banyak masyarakat yang belum mengerti tentang pembayaran digital. Pengguna kartu e-money masih terbilang minim. Ditambah lagi penyediaan top up pulsa masih terbatas.

Pegawai PT ASDP menerangkan, salah satu kesulitan yang hingga kini masih dihadapi para penumpang di sekitar Pelabuhan Ambarita hanya satu bank yang menyediakan fasilitas top up yakni BRI.

“Tantangannya masih banyak masyarakat yang belum mengerti gunakan e-money. Selain itu, fasilitas penunjang e-money kan agak susah di pedesaan seperti di Ambarita,” terang Rikardo, Kepala Bidang ASDP Dinas Perhubungan (Dishub) Samosir.

Kampanye Cashless Ticketing Berlanjut
Sampai sekarang PT ASDP Indonesia terus mengkampanyekan metode pembayaran non tunai di pelabuhan-pelabuhan PT ASDP sepanjang Kawasan Danau Toba. Kampanye tersebut dilakukan dengan menginformasikan melalui akun sosial media, penjelasan atau pendekatan secara langsung kepada para pelanggan.

Kampanye juga dilakukan PT ASDP lewat banner, spanduk-spanduk yang mudah dibaca publik. Sejumlah agenda kerja pun diadakan agar semua operator Ferry siap untuk menerapkan pembayaran digital sepenuhnya.

Sejak pemberlakuan pembayaran digital ini dimulai, ASDP dan masyarakat merasakan perubahan positif. Masyarakat mengaku menaruh keyakinan pasti mengenai harga tiket.

Antrian menjadi lebih teratur jika penumpang membeludak. Pegawai Dinas Perhubungan pun mampu melayani masyarakat dengan tertib, terarah dan lebih prima.

Manfaat yang lebih spesifik lagi menurut Rikardo Sidabutar karena transaksi dijalankan secara online, pengarsipan manifes lebih terorganisir dan terjamin. Manifes merupakan dokumen yang berisi data penumpang, kendaraan, awak kapal, kargo dan lainnya yang masuk ke kapal.

Arsip ini dibutuhkan oleh ASDP sebagai historis data berangkat atau perginya Kapal Ferry. Apalagi selama masa pandemi pada 2021 hingga 2022 pemberlakuan cashless ticketing mengurangi kontak secara fisik. Dengan demikian, turut menekan penyebaran virus Corona.

Sejak metode baru dimulai, pembelian tiket secara tunai tidak diterima sama sekali. Bagi mereka yang tidak punya e-money, ASDP menolong para penumpang dalam hal pengadaan atau peminjaman e-money.

Penumpang tersebut akan diarahkan untuk membeli e-money seperti Brizzi atau kartu jenis lainnya. Alternatif lain, penumpang dapat meminjam atau memakai e-money yang disediakan oleh ASDP dan menggantinya sesuai nominal yang harus dibayarkan.

Dengan demikian, harapannya, perlahan-lahan masyarakat sudah menerima kebiasaan baru pembelian tiket lewat e-money, ujar Rikardo.

Sekalipun masih memberikan toleransi, bukan berarti toleransi tersebut akan terus berlanjut. ASDP menyatakan pembayaran digital keharusan. Bukan hanya ASDP, KemenPUPR sudah lebih dulu mewajibkan pembayaran digital kepada para pengguna jalan tol.

Menurut pegawai ASDP, selama ini kartu tol yang digunakan pengguna jalan tol menjadi salah satu instrumen pembayaran elektronik paling sering digunakan para penumpang di pelabuhan.

Setidaknya ada lima jenis kartu yang biasa dipakai masyarakat untuk pembayaran digital di Pelabuhan Ferry di antaranya Indomaret Card, BCA Flazz, BNI TapCash, dan BRIZZI. Para penumpang bebas menentukan jenis kartu electronic money mana yang mereka sukai.

Penetrasi E-Money Akan Bertambah
ASDP meyakini, penetrasi e-money akan terus meningkat jika penyedia top-up bertambah di sekitar pelabuhan-pelabuhan di Kawasan Danau Toba. Penyedia top up yang dimaksud seperti BRI, BNI, BCA dan bank lainnya yang ada di Kawasan Danau Toba.

Faktor lain yang dapat meningkatkan penetrasi tersebut yakni dukungan generasi muda. Manifes ASDP memperlihatkan umumnya generasi muda yang kerap liburan.

e-money 2
Pembayaran Tiket di Pelabuhan Ambarita gunakan e-money.(foto:damayanti)

Generasi ini bisa dijadikan sasaran kampanye penggunaan e-money. Mereka akan menjadi ujung tombak untuk menjelaskan ke orang tua atau anggota keluarga mereka untuk menerima penggunaan e-money.

Selain itu, merchant-merchant e-money perlu terlibat langsung mengedukasi publik cara menggunakan e-money. Mereka juga punya kemampuan besar memacu publik untuk segera beralih ke e-money dengan memberikan diskon atau penawaran menarik lainnya.

Selain itu, aturan yang mewajibkan masyarakat harus gunakan e-money diyakini akan berdampak besar. Penggunaan e-money meningkat setelah KemenPUPR mewajibkan pengguna jalan tol menggunakan e-money.

Hal yang sama dapat diikuti oleh instansi atau lembaga lainnya agar penetrasi e-money meningkat. Sebab, aturan menjadi pemicu masyarakat bertindak.

Dengan demikian, penggunaan e-money berlaku luas. Tidak hanya pada fasilitas Jalan Tol dan Pelabuhan ASDP. Tetapi dapat ditemukan di fasilitas-fasilitas lainnya di Kawasan Danau Toba. Entah itu di tiap destinasi wisata, hotel, restoran, toko-toko, sekolah, lokasi parkir dan lainnya. (Tulisan ini ditujukan kepada Bank Indonesia, untuk diikutsertakan dalam Lomba Karya Tulis Jurnalistik BI)

 

Penulis   : Damayanti Sinaga
Editor       : Mahadi Sitanggang

Mengenal Jahe Merah KYTa, Geoproduk dari Danau Toba

Jahe Merah KYTa, Geoproduk dari Danau Toba

Menge Mengenal Jh Mengenal Jahe Merah KYTa, Geoproduk daMeri Danau ToMenge

NINNA.ID – Tidak ada ekspresi surprise apalagi curiga di wajah Dame Maria Manurung, saat aku tiba di rumahnya. Sebelumnya, kami memang sudah komunikasi dan saling ingin kenal. Akhirnya, Rabu kemarin, aku langkahkan kaki ke Jalan Dwikora No 29 Sidorame, Medan, ke rumah produksi Jahe Merah KYTa, Geoproduk asli dari Danau Toba.

Kak Dame, begitu aku memanggilnya, menyambutku dengan senyum hangat. Walau berada di rumah produksi, aku tak merasakan aroma jahe di rumah itu. Bisa jadi karena produknya dikemas dengan sangat baik.

“Aku mulai usaha ini setelah anakku Anthony yang down sindrom meninggal. Selama pengobatan Anthony 3 tahun bersama kami, kami banyak memakai obat tradisional. Salah satunya jahe merah yang ternyata sangat banyak manfaatnya,” jelas Dame menceritakan dasar ia memilih jahe merah sebagai produk unggulan.

Awalnya, Dia Berniat Untuk Produksi Skala Kecil Bermodalkan Rp500 Ribu, Dengan Peralatan Seadanya Berupa Blender Dan Lesung. Belakangan, Bisnis Ini Cukup Berkembang Dan Mendapat Tanggapan Positif Dari Banyak Pihak.

Perlahan-lahan ia mulai membeli mesin-mesin dengan mencicilnya. Belakangan ini, ia mendapatkan bantuan dari Institut Teknologi Del berupa berupa mesin pencuci jahe sekaligus pengupas jahe.

Dame mengatakan, untuk bahan pembuatan jahe merah KYTa dibeli dari Kelurahan Pematang Raya. Di Kabupaten Simalungun itu, pasaran jahe merah lumayan terjangkau. Penduduk sekitar di daerah tersebut, kata Dame, malah sering menawarkannya agar memborong jahe mereka.

“Sering para petani mendesak ke saya karena butuh duit. Sementara bahan baku saya masih ada. Kalau ada orderan untuk jahe merah mentah datang entah dari mana, saya pun mau duluankan duit ke petani. Selebihnya saya yang urusi untuk mendistribusikannya ke pihak yang membutuhkan,” Dame sekilas menceritakan kesulitan yang dihadapi para petani saat panen jahe membeludak.

Hubungan yang baik dengan petani itu, terkadang menjadikannya, sesekali sebagai distributor jahe merah mentah. Namun niat utamanya tetap berbisnis bubuk Jahe Merah KYTa, karena usaha yang sudah dirintisnya sejak 5 tahun lalu itu lebih menjanjikan. Apalagi dia beranggapan, usahanya itu berperan penting untuk kesehatan banyak orang.

Wanita yang juga berkecimpung pada dunia pendidikan mengatakan, senang bisa berkontribusi dalam menyerap hasil bumi di Simalungun. Penyerapan hasil bumi tersebut harapannya berdampak terhadap penduduk lokal di Kawasan Danau Toba secara ekonomi.

Saat ini, produksi Jahe Merah KYTa berlokasi di Medan. Namun, mengingat produknya itu berbahan asli dari kawasan Geopark Kaldera Toba (sehingga disebut Geoproduk), dia berkeinginan membangun usaha Jahe Merah KYTa di salah satu kawasan Danau Toba.

Untuk saat ini sejumlah kendala yang ia hadapi antara lain terkait pemasaran. Ia berharap bisa menemukan rekan bisnis yang bisa diajak kerjasama menjadi reseller, distributor dan agen pemasaran guna meningkatkan penjualannya.

Dalam waktu dekat ini, ia berharap lulus BPOM. Dengan demikian, produknya sudah bisa diekspor rutin ke luar negeri. Ia sudah menjalani kurasi produk. Ada pihak yang siap menjadi agen distributornya di luar negeri.

“Tinggal menunggu kabar dari BPOM. Setelahnya, produk KYTa siap dipasarkan ke luar negeri secara rutin,” jelasnya.

Beberapa tahun terakhir, ia sudah pernah mengirim sejumlah produknya ke beberapa tempat. Bahkan ada pria suku Batak yang tinggal di Amerika Serikat memesan produknya. Ia pun senang mendapat testimoni bagus dari pria bermarga Sitorus tersebut.

Selama ini secara pemasaran, produk ini didistribusikan ke rumah tangga, kedai kopi, warung kelontong, grosir, dan diperkenalkan ke instansi pemerintah, kesehatan dan perbankan. Harganya bervariasi sesuai dengan kemasan. Ukuran saset kecil sekali seduh hanya Rp5000. Untuk informasi mengenai produk atau mau order produk ini bisa menghubungi Dame Manurung melalui 0853-7062-6383.

Samosir Pilihan Terbaik bagi Kamu Berpetualang Jelajahi Eksotisme Danau Toba

Danau Toba sangat luas. Terdiri dari 8 kabupaten. Jika kamu hanya punya libur dua hari rasanya tak cukup untuk eksplorasi banyak hal di Dana...