Blog ini ditujukan Damayanti untuk berbagi Cerita dan Info kepada para pembaca. Penulis punya banyak hobi. Hobi menulis, mengajar, bertani, berwisata, fotografi, dan lainnya.
Jakarta, Jelasberita.com
| Kementerian Perindustrian terus mendorong kepada para pengusaha
Jepang untuk tetap menanamkan modalnya di Indonesia atau bermitra bisnis
dengan pengusaha-pengusaha Indonesia. Oleh karena itu, salah satu upaya
strategis yang dilakukan adalah menciptakan iklim usaha yang kondusif
sekaligus meningkatkan daya saing industri nasional. Hal tersebut
disampaikan Menteri Perindustrian Saleh Husin dalam sambutannya menerima
kunjungan Japan Chamber of Commerce and Industry (JCCI) di
Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (3/2), sebagaimana yang
dikutip Jelasberita.com dalam siaran persnya, Rabu.
Pada kesempatan tersebut, Menperin
didampingi para pejabat eselon I dan II di lingkungan Kementerian
Perindustrian melakukan diskusi dan tanya jawab dengan para delegasi
JCCI dari berbagai sektor industri yang dipimpin Mr. Akio Mimura sebagai
Ketua Japan Chamber of Commerce and Industry /JCCI.
“Pemerintah Indonesia saat ini memiliki
komitmen kuat dalam reformasi dan meningkatkan iklim usaha. Inisiatif
tersebut diharapkan dapat menghasilkan kinerja yang progresif dan lebih
tangguh, terutama dalam lima tahun terakhir. Selain itu, Indonesia juga
diharapkan dapat melanjutkan pertumbuhan ke level yang lebih tinggi dan
muncul sebagai negara berpenghasilan menengah, ditambah sebagai negara
dengan ekonomi terkuat di dunia disamping India dan Republik Rakyat
Tiongkok,” tegas Menperin.
Dapat disampaikan, dengan pertumbuhan
ekonomi sebesar USD 846 milyar dan populasi sebanyak 240 juta, Indonesia
merupakan ekonomi dan pasar terbesar di Asia Tenggara. Perluasan
ekonomi di masa mendatang diharapkan akan lebih mencapai pertumbuhan
yang signifikan mengingat PDB per kapita diperkirakan akan bertumbuh
empat kali lipat pada tahun 2020.
Sementara itu, selama kuartal pertama
hingga ketiga pada tahun 2014, investasi Jepang di Indonesia tercatat
sebesar USD 2,04 milyar. Angka tersebut menempatkan Jepang pada posisi
kedua dari Singapura yang menanamkan modalnya di Indonesia sebesar USD
4,89 milyar pada periode yang sama.Terkait sektor industri, investasi
tertinggi Jepang di Indonesia adalah Industri Kendaraan Bermotor &
Alat Transportasi Lain dan Industri Logam dengan nilai investasi sebesar
USD 880,6 juta, dan Industri Mesin & Elektronik dengan nilai
investasi sebesar USD 384,5 juta.
Menperin menegaskan, salah satu program
Presiden RI Joko Widodo adalah pengembangan sektor maritim. Oleh karena
itu, dalam rangka mendukung program tersebut, Indonesia masih
membutuhkan banyak kapal dalam berbagai jenis. Hal tersebut membuka luas
kesempatan bisnis di sektor maritim seperti industri galangan kapal,
infrastruktur, dan lainnya. “Mempertimbangkan kemampuan Jepang di sektor
tersebut, kami mengundang para pengusaha Jepang untuk berpartisipasi
dalam pengembangan sektor maritim di Indonesia”.
Selanjutnya, beberapa point lain yang
dibahas dalam pertemuan dengan JCCI, diantaranya mengenai penetapan
kenaikan upah buruh, pelaksanaan program P3DN, pengembangan kawasan
industri, konservasi energi, transfer teknologi, serta peningkatan
produktivitas dan daya saing industri nasional. Menperin mengharapkan,
kunjungan tersebut tidak hanya untuk menjaga hubungan baik kedua negara,
tetapi juga dapat membangun kerja sama jangka panjang yang saling
menguntungkan dalam hubungan bisnis Indonesia-Jepang.
Pimpinan
Panin Sekuritas Medan Darmin, SE.,MBA sedang menjelaskan peluang di
pasar modal kepada para calon investor di Hotel Mega Permata, Padang
Sidempuan, Jumat (13/2).
Sidempuan, Jelasberita.com
| Guna mendukung program pemerintah meningkatkan literasi (melek)
masyarakat, Kepala Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Medan
Muhammad Pintor Nasution bekerjasama Pimpinan Panin Sekuritas Medan
Darmin, SE.,MBA mengadakan roadshow seminar pasar modal di Rantau
Parapat tgl 9-10 Feb 2015 dan di Padang Sidempuan pada 13 Februari 2015.
Pelaksanaan 3 kali seminar di 2 kota dengan topik “Bagaimana Berinvestasi Cerdas di Pasar Modal & Market Outlook 2015″
bertujuan memberikan pemahaman alternatif investasi di pasar modal
bagi masyarakat untuk pengelolaan keuangan yang baik, sesuai dengan
profil risiko dari investor.
Produk Pasar Modal yang diperkenalkan
yakni : saham, obligasi, reksadana, agar masyarakat paham dengan dana
kecil Rp 100.000 sudah bisa investasi di pasar modal melalui pilihan
berbagai reksadana diantaranya : pasar uang, pendapatan tetap, campuran
dan saham.
Bagi masyarakat yang ingin investasi
langsung turut memiliki saham perusahaan publik yang tercatat di BEI
bisa buka rekening efek dengan melakukan investasi pilihan saham sesuai
dengan prospek bisnis dan risiko pada masing- masing saham. Pada sesi
market outlook 2015, disampaikan potensi percepatan pertumbuhan ekonomi
Indonesia thn 2015 dibandingan dengan thn 2014, dengan berbagai
tantangan baik ekonomi global yang melambat dan situasi politik
Indonesia.
Dalam tanya jawab yang antusias dari
peserta diberikan pandangan berdasarkan analisis tim riset Panin
Sekuritas sektor bisnis mana yg potensi diantaranya : Perbankan,
Infrastruktur, Telekomunikasi, Semen, Makanan Ternak dan Properti
Residensial dan Komersial, Sektor yang netral yakni : CPO (Perkebunan)
dan Konsumer sedangkan sektor yang kurang prospektif diantaranya : Batu
bara, dan Minyak.
Peserta juga diberikan kiat tentang
pengelolaan risiko dan meningkatkan keuntungan, dan diberikan fakta
hasil investasi masa lalu melalui Reksadana Panin Dana Maksima sejak
diluncurkan April 1997 sampai engan Feb 2015 selama 17 tahun lebih atau
215 bulan dengan investasi rutin setiap bulan Rp 1 juta dan total modal
investasi cicilan Rp 215 juta saat ini berkembang menjadi Rp 4 miliar
lebih, Ini merupakan cara yang baik untuk mengembangkan dana secara
disiplin. Bagi yang lebih pendek jangka waktu investasi nya di reksadana
Panin Dana Ultima yang launching (start) Juni 2014 sd Feb 2015 telah
memberikan keuntungan 11% selama 7 bulan.
Bagi Nasabah yang orientasi investasi
jangka pendek bisa melalui trading (jual – beli) saham perusahaan
unggulan di BEI diberikan data hasil investasi saham BUMN selama Feb
2014 sd Feb 2015 ( 1 thn) diantaranya : Bank Mandiri sekitar 20%. BRI
34% : BNI 51% : Waskita Karya 46% ; Wijaya Karya 79% : Adhi karya 84% :
PTPP 187%
Semua data di atas merupakan hasil masa
lalu, tentunya dalam investasi hasil masa lalu hanya merupakan indikasi
dan tidak merupakan jaminan hasil masa depan akan sama.
Hasil edukasi atau literasi keuangan
selama 3 kali di Rantau Parapat dan Sidempuan mendapatkan sambutan
positif dari masyarakat setempat, bagi masyarakat kota lain yang ingin
diadakan edukasi dapat menghubungi BEI Perwakilan Medan maupun Panin Sekuritas Medan. (ti)
Medan, Jelasberita.com
Baru empat perusahaan di Sumatera Utara (Sumut) tahun 2014 yang go
public-menjual saham atau kepemilikan perusahaan ke masyarakat umum.
Empat perusahaan tersebut di antaranya PT. Pembangunan Graha Lestari
Indah Tbk, PT. Toba Pulp Lestari Tbk, PT. Bank Mestika Dharma Tbk, dan
PT. Bank Sumut untuk obligasi. Angka tersebut masih terbilang sangat
minim bila dibandingkan total perusahaan yang go public mencapai 507
perusahaan.
“Tidak cuma di Sumut sedikit, di
provinsi lain yang ada di Pulau Sumatera juga sedikit. Saya berharap
setidaknya satu perusahaan asli Sumut listing di Bursa Efek Indonesia”
katanya kepada Jelasberita.com, Kamis (26/2).
Saat ditanya apa yang melatarbelakangi
perusahaan tidak memiliki antusias yang tinggi atau membatalkan minat
untuk mendapatkan modal melalui pasar modal, ia menjelaskan ada tiga hal
antara lain masalah pajak, masalah internal, dan masalah biaya.
Pertama masalah pajak. Beberapa
perusahaan membatalkan niat listing hanya setelah diinformasikan bahwa
laporan keuangan harus di audit dengan auditor public. Dan laporan yang
diaudit merupakan laporan kurun kurang lebih tiga tahun terakhir serta
tanpa memiliki masalah pajak, katanya.
Kedua, masalah internal pemilik.
Terkadang beberapa pemilik perusahaan tidak sepakat untuk membagikan
kepemilikannya dalam bentuk saham kepada umum. Ketiga, masalah biaya
sehubungan biaya untuk mendapatkan modal dari pasar modal.
Ia mengatakan KP BEI terus berupaya
untuk membujuk perusahaan untuk go public. Upaya dilakukan dengan
mengundang perusahaan-perusahaan yang ada di Kota Medan, di kawasan
industri ataupun bukan di kawasan industri untuk memberikan pemahaman
kepada mereka tentang manfaat go public dalam business meeting atau
sosialisasi go public langsung ke perusahaan yang mengundang KP BEI.
Dengan kecilnya angka perusahaan di
Sumut yang go public, ia berharap Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho
dapat menginstruksikan Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Promosi
untuk mengajak perusahaan-perusahaan asli Sumut untuk meningkatkan daya
saing dalam taraf nasional, bahkan global.
Ia menambahkan, pihaknya tidak hanya
mengajak perusahaan-perusahaan yang dari sisi finasial sudah besar dan
maju, BEI dan Kementerian Koperasi dan UMKM telah bekerja sama dalam
mengedukasi para pelaku-pelaku UMKM untuk memberikan informasi terkait
alternatif pembiayaan.
“Kita memberikan informasi kepada para pelaku UMKM dan Koperasi apa
manfaat go public, bagaimana teknisnya dan apa yang harus siapkan
apabila mereka sudah menjadi perusahaan UMKM yang listing di Bursa Efek
Indonesia. Dengan begitu, kita lebih memberikan manfaat langsung kepada
ekonomi Sumut,” pungkasnya.
Secara terpisah, Assisten Perekonomian
Pemprovsu Hj R Sabrina mengaku, pihaknya tidak mengetahui alasan mengapa
perusahaan di Sumut belum banyak go public. “Saya belum tahu. Tapi
beberapa mungkin belum mampu memenuhi syarat, tidak percaya diri atau
tidak mampu, atau merasa nyaman dengan kondisi yang ada,” paparnya.
Ia menambahkan, pihaknya lebih mendukung
masuknya investor dan mendukung usaha kecil menengah (UKM) untuk
meningkatkan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. “Walau tidak go public
investasi bertambah, kan ekonomi dan tenaga kerja ikutan terkena
pengaruh. Pemerintah dukung dunia usaha secara umum, tapi UKM diberi
perhatian lebih,” ungkap dia. (ti)
Jakarta, Jelasberita.com Foto Bersama Kiri
Kanan: Rubby Harijono (Head, Transaction Banking – PermataBank),
Stephanus Turangan (Direktur Utama PT Trimegah Securities Tbk),
Syafruddin (Direktur KSEI), Nurhaida (Kepala Eksekutif Pengawas Pasar
Modal OJK), Margeret M Tang (Direktur Utama KSEI) dan Roy A. Arfandy
(Direktur Utama PermataBank) (Foto: istimewa)
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)
mengembangkan infrastruktur pasar modal demi mempermudah para investor
bertransaksi. Pengembangan terus dilakukan sebagaimana pihakya terus
berupaya untuk meningkatkan minat para investor untuk berinvestasi.
Bersama PT Bank Permata Tbk (PermataBank) dan PT Trimegah Securities Tbk
(Trimegah Securities) dan di hadapan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar
Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida, serta perwakilan dari
beberapa pelaku pasar modal Indonesia di Main Hall Galeri Bursa Efek
Indonesia, Jakarta, pihaknya meluncurkan fasilitas instruksi penarikan
dana melalui ATM, Senin (30/3). Peluncuran tersebut pun merupakan kerja
sama co-branding fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas).
Margeret M. Tang, Direktur Utama KSEI
mengemukakan, dalam mengembangkan infrastruktur, pihaknya bersinergi
dengan industri perbankan dan saat ini tengah mengembangkan fasilitas
AKSes agar dapat terhubung dengan fasilitas perbankan yang telah umum
dan mudah dinikmati masyarakat.
“Jaringan perbankan telah mapan dan
secara luas menjangkau masyarakat hingga ke pelosok daerah. Bila kita
dapat integrasikan Fasilitas AKSes melalui infrastruktur di perbankan,
ke depannya Fasilitas AKSes ini dapat menjadi hub finansial bagi para pelaku di industri pasar modal dengan masyarakat yang menjadi investor,” ujarnya.
Kerja sama dengan perbankan ini telah
dijajaki oleh KSEI sejak tahun 2013 dengan enam Bank Administrator RDN.
Hingga saat ini sudah empat bank yang melakukan kerja sama dengan KSEI.
Dengan kerja sama ini, Fasilitas AKSes KSEI telah dapat digunakan oleh
investor melalui jaringan PermataATM mulai Juli 2014 dan jaringan ATM
Bank Mandiri mulai Desember 2014.
Margaret mengungkapkan, tidak lama lagi
fasilitas AKSes KSEI dapat digunakan oleh Investor melalui jaringan
Internet Banking Bank CIMB Niaga dan Bank BCA. Mulai fasilitas AKSes
akan ditingkatkan fungsinya tidak hanya untuk memperoleh informasi namun
juga dapat meneruskan instruksi yang dilakukan oleh investor dalam
berinvestasi di pasar modal.
Sebagai tahap awal, instruksi yang akan
tersedia dalam Fasilitas AKSes KSEI melalui perbankan adalah instruksi
penarikan dana RDN. Sebagai pilot project, fitur ini dikembangkan oleh
KSEI bersama Bank Permata dan Trimegah Securities. Lebih lanjut Margeret
menyampaikan bahwa pengembangan fitur instruksi penarikan dana melalui
e-channel bank ini merupakan langkah awal untuk pengembangan fitur-fitur
lainnya ke depan. “Jika hal ini dapat kita lakukan, pada prinsipnya
secara teknis berbagai macam kebutuhan penyampaian instruksi atau
komunikasi oleh investor sebagai nasabah dari para pelaku di pasar dapat
dilakukan melalui AKSes Financial Hub.
Melalui Fasilitas AKSes akan lebih
terbuka dan lebih mudah bagi masyarakat nantinya masyarakat untuk
mendapatkan produk primary market pasar modal baik saham Initial Public
Offering, surat utang pemerintah (ORI) hingga produk-produk Reksa Dana,”
demikian Margeret. Acara peluncuran fasilitas instruksi penarikan dana
untuk nasabah Trimegah Securities melalui AKSes Co-Branding via
PermataATM ditandai dengan live demo penggunaan fasilitas tersebut dari
tiga lokasi, yaitu Main Hall – BEI, Jakarta, Kantor Trimegah Securities
di Gedung Artha Graha, Jakarta dan ATM di Kantor Cabang PermataBank
Makassar. Dengan cara yang mudah dan proses yang cepat, investor di
Makassar dapat menyampaikan instruksi kepada Trimegah Securites terkait
investasinya di pasar modal. Hal ini memberikan gambaran bahwa sinergi
dengan perbankan membuat pasar modal seketika mempunyai infrastruktur
yang dapat menjangkau investor hingga ke seluruh pelosok nusantara. Di
satu sisi investor dapat dengan mudah memperoleh akses ke pasar modal
dan di sisi lain pelaku di industri pasar modal juga dapat menggunakan
infrastruktur yang mendukung efisiensi kegiatan operasionalnya.
Roy A. Arfandy, Direktur Utama
PermataBank mengatakan, “Kami berkomitmen untuk senantiasa mendukung
pasar modal Indonesia. Salah satunya dengan terus menjadi pelopor dalam
menciptakan produk dan layanan yang menunjang kebijakan Regulator,
maupun kebutuhan pelaku pasar modal. Kenyamanan dan keamanan nasabah
dalam bertransaksi merupakan kebutuhan utama yang senantiasa kami
kedepankan. Berangkat dari kebutuhan tersebut, PermataBank bersama KSEI
dan Trimegah Securities mengembangkan fasilitas instruksi penarikan dana
RDN melalui PermataATM untuk investor. Melalui jejaring dan kanal
elektronik yang kami miliki, kami berharap para Investor dapat semakin
fleksibel dan merasa aman dalam bertransaksi.”
Direktur Utama PT Trimegah Securities
Tbk Stephanus Turangan mengatakan, “Pengembangan fasilitas ini sejalan
dengan upaya-upaya kami untuk semakin meningkatkan nasabah ritel kami.
Semakin luasnya konektivitas pasar modal akan memperluas akses
masyarakat ke pasar modal, yang pada gilirannya akan memperluas basis
investor ritel dalam negeri, semakin memajukan pasar modal itu sendiri,
dan pada akhirnya membantu mendukung peningkatan kesejahteraan
masyarakat Indonesia melalui investasi.”
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal
OJK Nurhaida menyatakan sambutan baiknya atas tersedianya fasilitas
instruksi penarikan dana. Menggarisbawahi potensi peningkatan jumlah
investor lokal di pasar modal Indonesia, Nurhaida menekankan pentingnya
pengembangan infrastruktur untuk mendukung visi OJK melakukan pendalaman
pasar. Peningkatan sisi supply yaitu jumlah Emiten dan keragaman produk
investasi, sisi demand dengan meningkatkan jumlah investor, serta dan
dukungan peraturan di pasar modal harus dilengkapi juga dengan dukungan
infrastruktur yang memadai. (rls/ti)
Medan, Jelasberita.com | Panin Sekuritas menyatakan
bursa regional Asia pagi ini kemungkinan dibuka mixed. MSCI Asia Pasific
dibuka -0,1% (09:06 am Tokyo). Melemahnya indeks regional kemarin
masih didorong oleh faktor rencana The Fed menaikkan suku bunga pada
tahun ini. Investor masih menunggu data durable goods US, setelah pekan
lalu data inflasi AS lebih tinggi dibandingkan ekspektasi. GDP AS
rencananya juga akan diumumkan Jumat ini. Kemarin singapura mengumumkan
GDP kuartal 1 yang tercatat 3,2% atau lebiih tinggi dibandingkan
estimasi. Bank sentral Singapura menyatakan ekonomi menguat didorong
oleh pemulihan yang terjadi di AS, Eropa, dan Jepang.
Bursa regional AS kemarin tutup seiring dengan libur memorial’s day.
Beberapa bursa Eropa kemarin juga tutup (FTSE dan DAX). Fokus investor
masih berpangkal pada Yunani yang menyatakan kemungkinan tidak dapat
membayar angsuran pinjaman ke IMF. Hari ini kami proyeksikan indeks akan
bergerak mixed dengan kecenderungan melemah. Asing tercatat masih
melakukan aksi jual. Bentuk shooting star, death cross pada Stochastic,
memberikan sinyal bearish jangka pendek untuk market. Kisaran
support-resistance hari ini 5.252-5.320. TdrBuy: JPFA, CPIN, WTON, BJBR,
VIVA, UNVR, ROTI. Panin Sekuritas Teknikal Saham Pilihan:
JPFA, break higher high. Crossing antara Tenkan-sen dan Kijun-sen.
Kami proyeksikan JPFA berpeluang untuk menuju 705. Entry level di 650.
Stop loss di 635. VIVA, kami rekomendasikan spekulasi pada saham ini.
Terlihat VIVA berhasil menguat menembus Tenkan-sen kemarin. Meski
demikian dengan posisi dibawah kumo dan Kijun-sen, mengindikasikan saham
ini masih berada dalam trend bearish. Target trading terbatas ke level
450-453. Entry level di 436. Stop loss di 424.
PNLF, kemarin naik besar dan berhasil break resistance trendline.
Kami proyeksikan PNLF akan menguji level 350. Entry level di 315. Stop
loss di 300. BJBR, kami rekomendasikan buy on weakness pada support kuat
870. Terlihat dalam beberapa kali kesempatan, ada rebound di 870.
Target trading menuju 900. Stop loss di 850. (rls/ti)
Siapa sangka hidup kita akan berubah sejak Maret 2020. Perubahan ini begitu mendadak. Pembatasan yang diterapkan Pemerintah memaksa kita untuk berpikir bagaimana cara tetap produktif meski harus di rumah saja. Syukurlah ada jalan keluar bagi para guru, murid, pebisnis, penulis dan lainnya. Pembatasan tidak menghambat produktivitas dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. Sebab, internet menyediakan ruang tanpa batas.
Tidak hanya di tahun 2020, bahkan hingga sekarang Februari 2022, sekolah dan kampus masih harus melakukan pembelajaran secara daring. Mau tidak mau, guru dan murid harus mengandalkan internet untuk belajar. Belum tahu sampai kapan pandemi ini akan berakhir. Tapi yang pasti aktivitas kehidupan harus terus berlanjut. Kebutuhan akan Internetpun terus melaju.
Tahun 2020 menjadi tahun paling berat dan menjadi pelajaran. Tidak hanya bagi sekolah atau kampus, para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) juga mendapat pelajaran penting yaitu perlunya meningkatkan pengetahuan penggunaan teknologi dan internet.
Tentang Sumut
Sebagai warga Sumatera Utara (Sumut), saya ingin menyingung tingkat penetrasi internet di Sumut sendiri masih masih tergolong rendah. Bahkan, hasil survei Badan Pusat Statisik (BPS) selama 2013-2021 menunjukkan, level penetrasi Sumut lebih rendah dibandingkan provinsi lain-yang tingkat kemajuan ekonominya masih di belakang Sumut.
Dengan jumlah penduduk pada 2021mencapai 15,8 juta jiwa, tentu ini menjadi pasar terbesar di Pulau Sumatera. Namun, karena jumlah penduduk yang besar dan tingkat penghasilan yang beragam, menyebabkan persentase penduduk yang memiliki handphone masih sangat rendah. Begitu juga dengan persentase penduduk yang mengakses internet.
Fakta ini semestinya menjadi agenda penting para provider jaringan telekomunikasi, khususnya bagi Indihome. Sumut yang terdiri dari 33 kota dan kabupaten yang tersebar luas memiliki potensi pasar yang menggairahkan.
Dalam Survei Global World Digital Competitiveness Index oleh Institute Management (IMD), Indonesia menempati peringkat ke-56 dari 64 negara yang disurvei. Fakta ini jadi bukti perlunya pengetahuan teknologi ditingkatkan.
Selain itu, World Economic Forum (WEF) dalam laporannya tentang peringkat teknologi informasi menjabarkan Indonesia memiliki empat indikator dengan nilai terendah yaitu keahlian Teknologi Informasi (TI), bisnis dan inovasi TI, pemakaian TI oleh pemerintah, dan daya beli TI. Untuk itu, para provider perlu meningkatkan nilai Indonesia, termasuk Sumut dalam empat indikator tersebut.
Para provider perlu menggaet para pemangku kepentingan di bidang pendidikan dan para pengusaha teknologi informasi (TI) dengan tujuan meningkatkan melek internet atau teknologi masyarakat Sumut. Hal ini bukan hanya sebagai agenda market semata, namun juga agenda dunia. Sebab, kesepakatan International Telecom Union (ITU), 50 persen dari total penduduk bumi harus melek internet pada 2020.
Di Indonesia masih hanya 28 persen dari 274 juta penduduk yang melek internet. Jika terjadi peningkatan penetrasi internet di Sumut secara signifikan, tentunya ini akan memberikan dampak luas terhadap tingkat penetrasi di Indonesia.
Semangat untuk memajukan penggunaan internet ini juga mendesak mengingat rendahnya industri kreatif di bidang digital di Indonesia, khususnya di Sumut. Selain itu, masih banyak pengusaha yang belum memaksimalkan penggunaan TIK dalam menjalankan bisnis.
Selain itu, fakta berlakunya pembelajaran daring menjadi momentum penting untuk dipikirkan perusahaan provider seperti Indihome, yakni membantu masyarakat khususnya guru dan murid dapat menikmati pembelajaran daring di daerah terpencil seperti di daerah-daerah terpencil.