Darmin: Ekonomi Indonesia Akan Tumbuh 5,4 persen
Medan, Jelasberita.com |
Pertumbuhan ekonomi Indonesia
diproyeksi akan mencapai 5,4 persen tahun ini, dan 5,6 persen untuk
tahun depan, ungkap Pengamat Ekonomi sekaligus Penasehat Investasi Panin
Sekuritas dalam riset terbarunya, Rabu (3/6). Proyeksi ini lebih
optimis dibandingkan dengan porkas Bank Indonesia (BI) yang
memperkirakan ekonomi tumbuh 5,1 persen tahun ini. Panin juga
memperkirakan rata-rata pergerakan rupiah akan mencapai 13.200 per
dolar. Cadangan devisa Indonesia mencapai 115 miliar, sedangkan rasio
surplus/defisit transaksi berjalan terhadap PDB -2,7 persen. Inflasi
akan mencapai 5,2 persen, defisit anggaran 2,1 persen, dan imbal hasil
obligasi pemerintah tenor 10 tahun mencapai 8,5 persen.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Senin lalu mengemukakan, inflasi Mei
2015 naik 0,50 persen untuk tingkat bulanan (month to month/mom), 7,15
persen untuk tingkat tahunan (year on year /yoy), dan 0,42 persen untuk
tahun berjalan (year to date/ytd), melebihi konsensus dan prediksi
Panin. Jajak pendapat memperkirakan infasi Mei mencapai 0,40 persen
mom, 7,01 persen yoy, sedangkan prediksi Panin yaitu 0,42 persen mom
atau 7,06 persen yoy dan 0,35 persen ytd.
Ia menjelaskan, peningkatan inflasi pada Mei berkaitan dengan
peningkatan eskpektasi inflasi memasuki bulan puasa dan Lebaran. BPS
mencatat komponen bahan makanan menjadi penyumbang terbesar inflasi
yakni 1,39 persen didorong oleh kenaikan harga cabai merah 22,22 persen,
daging ayam 5,09 persen, telur ayam ras 6,13 persen, bawang merah 6,19
persen, ikan segar 0,58 persen dan bawang putih 8,81 persen. Penyumbang
terbesar kedua inflasi berasal dari kelompok makanan jadi, minuman,
rokok, dan tembakau sebesar 0,5 persen, lalu kesehatan 0,34 persen dan
sandang 0,23 persen.
Kenaikan tarif listrik per Mei 0,26 persen turut menyumbang kenaikan
pengeluaran perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,2
persen. Kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi dan jasa keuangan
menyumbang inflasi 0,2 persen dan sektor pendidikan, rekreasi, dan
olahraga 0,06 persen. Inflasi inti Mei stabil pada level 5,04 persen
yoy. Tren peningkatan inflasi diprediksi masih kan berlanjut seiring
musim lebaran. Distribusi pangan yang tidak lancar dapat memperburuh
tekanan inflasi. Selain itu, potensi tekanan inflasi juga datang dari
kenaikan tariff listrik komersial dan nonsubsidi pada bulan Juni.
Depresiasi Rupiah juga memberikan tekanan inflasi secara tidak langsung.
Walaupun begitu inflasi pada posisi akhir tahun kami prediksi masih
terkendali pada 5,2 persen yoy, terangnya.
Pihaknya berekpektasi BI rate akan bertahan pada 7,5 persen. Level
inflasi inti diatas 5 persen yoy menunjukkan perlunya BI berhati-hati
dalam mengendalikan kenaikan harga secara keseluruhan. Oleh karena itu,
Panin yakin BI rate akan tetap diertahankan pada level saat ini sebesar
7,5 persen.
“Potensi penurunan BI rate kami nilai kecil dikarenakan adanya ancaman
kenaikan inflasi dibarengi dengan ketidakpastian global mengenai kapan
dan seberapa besar kenaikan Fed rate, kepastian mengenasi nasib hutang
Yunani pada krediturnya,” pungkasnya. (rls/ti)