Tampilkan postingan dengan label Masukan dari Wesly Travel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Masukan dari Wesly Travel. Tampilkan semua postingan

Luar Biasa! Baru Desa Wisata Harangan Girsang Paradise Sajikan Tor-Tor di Hutan

Oleh: Damayanti Sinaga

Para peserta Fam Trip Simalungun 45 orang terdiri dari para perwakilan dari Travel Agent dan Tour Operator se-Sumatera Utara, Tour Guide/DPD HPI, ASITA, ASPPI, BPODT, ASTINDO, Media, Poltekpar Medan berkunjung ke Desa Wisata HGP pada Selasa 27 Juni 2023. (foto: Damayanti)


NINNA.ID-Hanya Desa Wisata Harangan Girsang Paradise (HGP) yang sanggup sajikan tor-tor di hutan, kata Maruli Damanik, owner Lovely Holidays memuji Manajemen Harangan Girsang Paradise saat berkunjung dalam rangkaian Acara Fam Trip Simalungun.


Ia takjub dengan potensi yang dimiliki Desa Wisata Harangan Girsang Paradise pada saat pertama kalinya ia berkunjung pada Selasa 27 Juni 2023.


Takjub dengan berbagai hal yang dimiliki Desa Wisata HGP. Akan tetapi, ia dengan terus-terang ia menguraikan poin-poin pembenahan yang perlu dilakukan oleh Manajemen HGP agar Desa Wisata HGP lebih maju.


Masukan dari Lovely Holidays

Beberapa hal di antaranya: pertama terkait sustainable tourism. Karena Desa Wisata HGP bernafaskan ekowisata dan desa wisata, praktik sustainable tourism harus dikedepankan oleh Manajemen HGP.

Sejatinya, pariwisata berkelanjutan merupakan konsep mengunjungi objek wisata dimana wisatawan berusaha membuat dampak positif terhadap lingkungan, sosial budaya, dan ekonomi.

“Jagalah lokasi ini! Baru ini yang ku tahu satu-satunya hidden paradise yang ada di Simalungun. Luar biasa sekali! Terapkan kalianlah praktik sustainable tourism sesuai dengan namanya ekowisata,” terang Maruli menyampaikan masukan.

Kedua, terkait kebersihan. Wisatawan, khususnya dari luar negeri, anti melihat sampah. Pengurus ASITA (Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia) ini berharap Manajemen HGP tidak mengizinkan sampah kecil bahkan punting rokok pun dijumpai wisatawan saat mulai mendaki ke Dolok Sirikki hingga tiba di Dolok Sirikki.

Ketiga, perlunya Manajemen HGP meningkatkan kulinernya. Kuliner mengangkat kearifan lokal. “Yang sudah kalian lakukan ini bagus mengangkat kearifan lokal. Kasih makan ubi, pakai sambal Andaliman, tambahkanlah apa yang menjadi ciri khas Simalungun,” terangnya.

Masukan dari Wesly Travel

Hal yang serupa pun disampaikan oleh owner Wesly Travel, Mercy Panggabean, menyinggung kuliner yang perlu disiapkan oleh Manajemen HGP. Kuliner tersebut khususnya harus sudah ada di pemberhentian pertama dan kedua saat wisatawan mendaki Dolok Sirikki.


Ia mencontohkan, di pemberhentian pertama, wisatawan-wisatawan sudah disuguhkan welcome drink. Misalnya, di pemberhentian pertama, wisatawan-wisatawan disajikan jus nenas, air tebu atau minuman yang merupakan ciri khas atau hasil pertanian dari Kampung Girsang.


Di pemberhentian kedua, wisatawan-wisatawan disajikan makanan khas yang juga merupakan hasil pertanian Kampung Girsang.


Untuk memanjakan wisatawan, Manajemen HGP perlu menjual oleh-oleh khas yang bisa dibawa pulang wisatawan. Apakah itu berupa kopi, kacang, durian, petai, nenas atau apa yang menjadi ciri khas Kampung Girsang.

Masukan dari BPODT

Kepala Divisi Pemasaran Pariwisata Nusantara BPODT Siswanto Sinambela yang juga hadir mendampingi para peserta Travel Fair dan Fam Trip Simalungun selama 26-28 Juni 2023 juga menyampaikan pengingat soal penggunaan plastik dan bahan-bahan plastik untuk sebisa mungkin dijauhkan.


“Saya sudah pernah sampaikan masukan kepada Manajemen HGP sebelumnya, supaya atap kantin itu diganti. Jangan pakai terpal, diganti dengan ijuk. Saya lihat itu sudah cukup dilakukan walau masih ada terpal kelihatan,” jelas Siswanto Sinambela menunjuk atap kantin.


Ia juga meminta Manajemen HGP untuk studi banding ke Sikulikap. Menurutnya, Sikulikap contoh yang pas untuk di-ATM (Amati Tiru Modifikasi) oleh Manajemen HGP. Menurutnya, potensi yang dimiliki Desa Wisata HGP jauh lebih banyak dibandingkan Sikulikap.

Salah satunya, Manajemen HGP dapat hak pengelolaan 122 hektar lahan hutan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sedangkan Sikulikap katanya hanya dapat 3 hektar.

Ia meminta Manajemen HGP menyediakan ruang untuk menjelaskan alasan mereka membuka ekowisata HGP. Sebab, sejatinya, apa yang dilakukan oleh Manajemen HGP untuk membuka Ekowisata HGP merupakan perjuangan untuk melindungi alam.

Dengan semakin banyaknya orang-orang yang peduli soal isu lingkungan, ini akan meningkatkan daya tarik Ekowisata HGP.

“Charity, informasi voluenteering (kegiatan sukarelawan) yang kalian kerjakan sangat menyentuh hati banyak orang sekarang. Kalian punya itu! Dan bule-bule suka itu. Bule-bule suka isu lingkungan, menyelamatkan lingkungan,” terang Siswanto menyinggung perlunya Manajemen HGP menonjolkan cerita charity ke tamu-tamu yang hadir.


Masukan dari yang ikut Fam Trip Lainnya

Salah satu dari anggota yang ikut Fam Trip lainnya menyampaikan Manajemen HGP akan segera dapat banyak tamu dari kalangan milenial khususnya dari Medan. Dengan menyediakan ruang untuk berkemah dan wahana-wahana lainnya, akan ada begitu banyak tamu-tamu berdatangan, persis seperti di Sikulikap, Paropo dan lainnya.

“Saya lihat kalian punya potensi sumber penghasilan besar. Dolok Sirikki ini kiblatnya ke aktivitas ngecamp (berkemah). Bisa buat flying fox dan aktivitas lainnya di sini,” jelas salah satu anggota ASPPI (Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia).

Kus Endro dan Herman mewakili HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia) menyampaikan pentingnya kesedian air serta informasi yang jelas yang dapat didapatkan wisatawan sebelum berkunjung. Misalnya, berapa hari enaknya berkunjung ke Desa Wisata HGP, berapa lama mendaki ke Bukit Sirikki dan lainnya.

Ia juga menyampaikan masukan terkait membuat dokumentasi tanaman obat yang ia temukan di Desa Wisata HGP. Tanaman obat yang ada di desa ini perlu didokumentasikan dengan baik, diedukasikan ke para pengunjung.



Para peserta Fam Trip Simalungun berfoto bersama di Dolok Sirikki pada Selasa 27 Juni 2023.

(foto: Damayanti)

Tentang Fam Trip Simalungun

Para peserta Fam Trip Simalungun ada sekitar 45 orang terdiri dari para perwakilan dari Travel Agent dan Tour Operator se-Sumatera Utara, Tour Guide/DPD HPI, ASITA, ASPPI, BPODT, ASTINDO, Media, Poltekpar Medan.

Dikutip dari sebuah sumber, Fam Trip merupakan singkatan dari Familiarization Trip yang digunakan Public Relations profesional atau agen perjalanan untuk memperkenalkan kepada penulis, bloggers, influencers dan media dengan suatu merek, destinasi, dan layanan.

Ini bisa berupa perjalanan kelompok atau perjalanan individu tergantung pada ketersediaan profesional penulis, bloggers, influencers, media maupun kebutuhan merek atau perusahaan.

Dalam hal ini, Fam Trip Simalungun diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Simalungun yang dijalankan oleh Dinas Pariwisata Simalungun. Tujuannya untuk memperkenalkan objek-objek wisata yang ada di Simalungun.

Fam Trip Simalungun diadakan pada 27-28 Juni 2023 ke lima destinasi yang ada di Simalungun. Pada Selasa 27 Juni 2023 ke Desa Wisata HGP, Monkey Forest Sibaganding, Kampung Warna-Warni Tigarihit, Desa Wisata Sait Buntu, dan Kebun Teh Bah Butong.

Selain ke destinasi tersebut, Dinas Pariwisata Simalungun juga mengajak para peserta Fam Trip berkapal mengunjungi Pantai Larefa yang memiliki gua. Dinas Pariwisata Simalungun juga ingin menyampaikan kepada para peserta Fam Trip bahwa Simalungun memiliki banyak gua yang belum pernah terekspos atau dijadikan dari bagian paket wisata.



Samosir Pilihan Terbaik bagi Kamu Berpetualang Jelajahi Eksotisme Danau Toba

Danau Toba sangat luas. Terdiri dari 8 kabupaten. Jika kamu hanya punya libur dua hari rasanya tak cukup untuk eksplorasi banyak hal di Dana...